Dewasa Itu Pasti! Tergantung Pilihannya…

Secara alamiah, setiap orang yang dilahirkan sudah membawa empat buah dorongan yang dapat menjadi motivasi dalam setiap momen kehidupannya. Dorongan-dorongan tersebut antara lain dorongan untuk belajar (to learn), bertahan (to defend), mendapatkan sesuatu (to acquire), dan terikat dengan orang lain (to bond). Dorongan-dorongan ini tersimpan dalam suatu bagian otak yang disebut lobus prefrontalis dan sistem limbik.

Berkat dorongan-dorongan tersebut, seiring dengan bertambahnya usia, kita memiliki banyak sekali keterampilan yang dapat dipakai untuk mengarahkan hidup kita. Dorongan untuk belajar misalnya, membuat kita memiliki potensi keterampilan untuk mengeksplorasi alam semesta baik melalui ilmu pengetahuan maupun seni. Dorongan untuk bertahan membuat kita memiliki mekanisme pertahanan diri terhadap ancaman yang nyata maupun tidak nyata. Dorongan untuk terikat dengan orang lain yang membuat kita memiliki teman-teman sekelompok yang dianggap ‘nyambung’, dan dorongan ini juga yang membuat kita tertarik pada lawan jenis dan memutuskan untuk berkomitmen.


Dalam menghadapi suatu peristiwa, seringkali dorongan-dorongan ini muncul bersamaan dan tidak bisa dipisahkan. Misalnya ketika kita memutuskan untuk menjalin sebuah komitmen dengan pasangan, disini yang terlibat adalah dorongan untuk terikat dengan orang lain. Secara otomatis, kita mempelajari sifat-sifatnya, pola perilakunya, apa yang membuat ia senang dan sedih, maka saat itu dorongan untuk belajar-lah yang berbicara. Kemudian kita mulai jatuh sayang padanya, kita pun ingin disayangi dan diperhatikan sebagai balasannya, inilah dorongan untuk mendapatkan sesuatu. Kemudian, ketika ada suatu masalah pelik yang harus diatasi bersama, ada dorongan untuk bertahan, yang membuat kita berusaha mencari penyelesaiannya.

Semakin seseorang bertambah usianya, semakin banyak hal yang dipelajarinya melalui empat dorongan tersebut, dan semakin banyak pula informasi mengenai cara-cara penyelesaian masalah yang tersimpan dalam lobus prefrontalisnya. Sambungan-sambungan saraf di bagian tersebut makin banyak dan kompleks. Fungsi dari lobus prefrontalis pun semakin berkembang, yang meliputi kepribadian, konsep diri, social judgement, dan kearifan. Demikian pula jika sistem limbik makin berkembang, orang tersebut akan lebih mudah mengelola emosi, tidak cepat marah, tidak terlalu senang bila memperoleh rezeki, tidak cepat down bila terkena masalah. Bisa dikatakan, jika lobus prefrontalis dan sistem limbik berkembang dengan baik, orang tersebut akan menjadi semakin bijak dan arif dibanding waktu-waktu sebelumnya. Ia tidak lagi hanya menggunakan jalan pikiran rasional seperti kebanyakan orang, tapi juga memahami banyak hal dengan rasa dan kearifan. Inilah yang dinamakan orang tersebut sudah ‘dewasa’.

Dewasa, adalah saat kita berhasil memahami apa yang sebelumnya tidak kita mengerti.

Jadi sebenarnya, secara kodrati, kita ditakdirkan untuk menjadi dewasa. Tinggal kita yang memilih, mau jadi dewasa apa enggak.

Terinspirasi dari Brain Management for Self Improvement (Taufiq Pasiak, 2007)

0 comments:

Post a Comment