0 comments

10 Tips Menjaga Kebugaran Otak

Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mengontrol tekanan darah dan kolesterol, tidak merokok, mengonsumsi makanan yang rendah lemak jenuh dan asam lemak trans, dan berolahraga secara teratur adalah cara-cara yang telah terbukti mengurangi risiko terkena penyakit jantung dan stroke.

Ternyata, pada dasarnya, faktor gaya hidup apapun yang berguna bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah juga berguna bagi kesehatan otak. Hal ini tidak mengejutkan karena otak sangat tergantung pada gizi dan energi yang diperoleh dari apa yang kita makan dan yang dialirkan melalui sistem pembuluh darah.

Menjaga kondisi dan fungsi otak yang optimal ditentukan oleh berbagai faktor, yang banyak diantaranya dapat Anda kontrol secara langsung sepenuhnya. Mengoptimalkan faktor-faktor tersebut berarti Anda menciptakan kebiasaan yang sehat di masa awal kehidupan Anda dan mempertahankannya hingga jangka waktu yang lama. Berikut ini adalah beberapa hal sangat penting yang dapat Anda lakukan :

Mencegah atau mengontrol hipertensi dan hiperlipidemia
Karena merusak pembuluh darah bahkan yang terkecil sekalipun, hipertensi dan kolesterol tinggi berpotensi mengurangi aliran zat gizi yang dibutuhkan otak untuk dapat berfungsi dengan baik. Yang dapat Anda lakukan adalah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Berolahraga secara teratur 30-45 menit setiap hari, paling tidak 3-5 kali seminggu
Olahraga bermanfaat memelihara kesehatan otak, kapasitas otak dalam menumbuhkan sel-sel saraf baru dan membentuk interkoneksi yang lebih baru dan lebih rapat antar sel saraf, sehingga memelihara kemampuan Anda untuk mengingat.

Tidak minum alkohol
Alkohol, apalagi jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat menjadi racun terhadap sel saraf dan menyebabkan kekurangan gizi.

Tidur malam yang nyenyak
Tidur yang cukup dan berkualitas berpengaruh besar dalam membantu otak menerima pembelajaran baru. Tidur yang baik artinya tidur yang memperbaiki kesehatan.Bagi sebagian besar di antara kita, itu artinya adalah tidur selama delapan jam. Akan tetapi kebutuhan tidur bisa berbeda-beda untuk tiap individu, dan rata-rata tidur minimal lima jam sudah cukup untuk memperbaiki kondisi tubuh.

Mengelola stres
Stres pada tingkatan tertentu sebenarnya dapat meningkatkan fungsi kognitif dengan membuat Anda berada dalam kondisi siaga sekaligus mempersiapkan diri untuk memfokuskan perhatian sepenuhnya pada suatu tugas. Akan tetapi stres yang berlebihan akan melewati batas kapasitas otak dalam mempertahankan perhatian, sehingga dalam jangka panjang dapat menyebabkan degradasi fungsi kognitif. Stres yang berkepanjangan juga terkait dengan tingkat hormon kortisol yang tinggi, yang dapat merusak wilayah yang penting bagi fungsi-fungsi ingatan di otak.

Pertimbangkan untuk meminum vitamin
Penggunaan suplemen antioksidan secara bijaksana, misalnya vitamin C, dapat menurunkan tingkat radikal bebas (substansi yang diproduksi di dalam tubuh dan otak yang berefek racun terhadap saraf). Vitamin C yang dikonsumsi bisa berupa low-release agar tidak langsung dieksresikan dan tidak melukai lambung. Selain itu pastikan Anda mendapatkan vitamin B yang cukup; kekurangan vitamin B dapat berkontribusi terhadap hilangnya memori.

Berhati-hatilah dalam menggunakan obat-obatan yang dijual bebas
Banyak dari obat-obatan yang dijual bebas memiliki zat aktif yang berpengaruh terhadap neurotransmiter di otak, sehingga mempengaruhi fungsi mental. Termasuk di antaranya adalah antihistamin, antasid, dan obat tidur. Interaksi antara obat-obat tersebut dengan obat-obat resep atau bahkan suplemen herbal juga berefek sama. Pelajari efek samping dari obat yang tertera di kotak atau brosur petunjuk, atau diskusikan dengan dokter Anda.

Teruslah mempelajari hal baru
Keterampilan baru, olahraga baru, hobi baru, area minat penelitian pribadi yang baru akan memelihara dan menumbuhkan sel-sel saraf.

Kurangi aktivitas pasif, misalnya menonton TV
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang lebih banyak menonton TV biasanya memiliki kesehatan kognitif dan fisik yang lebih lemah.

Pertahankan makna psikologis dari keterlibatan Anda dalam hidup
Inilah salah satu faktor yang berperan besar dalam mengoptimalkan kesehatan otak. Temukan apa yang membuat hidup Anda penting; baik itu keluarga, teman, pencapaian suatu sasaran, atau bahkan komitmen terhadap suatu kepercayaan ataupun keyakinan. Meskipun isi dari keterlibatan ini dapat berubah seiring dengan perjalanan kehidupan, perasaan untuk mempertahankan hubungan yang vital dengan sesuatu yang penting dapat menetap.

Baca Selengkapnya......
0 comments

The Meaning of Feeling...

Sambil menunggu pagi, sembari memancing semangat belajar supaya membara lagi, saya double klik Windows Media Player di desktop dan klik play untuk lagu Pelangi Di Malam Hari by Vidi Aldiano. Pakai headset supaya vokal Mas Vidi lebih merasuk, and there it goes

Apa saja yang membuatmu bahagia
Telah kulakukan untukmu
Demi mengharapkan cintamu
Kini ku bagai menanti
Datangnya pelangi
Di malam hari yang sepi

Ku sadari yang telah kulakukan
Membuat hatimu terpenjara
dan tak kuasa ku membukanya
Walau seluruh dayaku ingin bersamamu
Kunci hatimu patah tak terganti

Cinta tak harus memiliki
Tak harus menyakiti
Cintaku tak harus mati
Cinta tak harus bersama
Tak harus menyentuhmu
Membiarkan dirimu dalam bahagia
Walau tak disampingku
itu...ketulusan cintaku

-Rasa tak selalu bisa terlontar kata
Perpisahan tak selalu akan menghancurkan jiwa
Lebih sering heningnya mengiris kalbu
Cinta…bisa jadi semu
Tapi sayang…adalah menyebut namamu dalam doaku
Kutunggu di titik ini…dan putuskanlah hendak maju bersama atau sendiri
Bersatunya kita tak harus menimbulkan gebyar sensasional,
Kepasrahan yang mengendap perlahan pun tak kalah menggetarkan.-

Thanks Mas Vidi, ‘ungkapan sayang’nya inspiratif sekali…hehehe…

Baca Selengkapnya......
0 comments

7 Fungsi Kognitif yang Paling Tahan Terhadap Penuaan

Perubahan yang terjadi pada otak saat seseorang menua mungkin terasa mengganggu, namun ternyata ada banyak wilayah pikiran yang tidak terpengaruh oleh usia. Fungsi yang kebal terhadap penuaan ini dapat membantu seseorang mengatasi beberapa masalah terkait dengan penuaan yang berhubungan dengan pembelajaran dan ingatan:

Perhatian
Kemampuan untuk fokus dan mempertahankan perhatian relatif tidak dipengaruhi oleh proses penuaan.

Bahasa
Kita mempertahankan pengetahuan tentang kata dan makna kata yang melimpah saat kita bertambah tua, dan kita mempertahankan aturan utama mengenai bagaimana mengkombinasikan kata-kata hingga membentuk struktur bahasa yang bermakna.

Ingatan prosedural
Keterampilan dan prosedur melakukan hal-hal (misalnya mengendarai sepeda atau bermain piano) tetap utuh selama hidup. Kemampuan untuk membentuk ingatan prosedural baru juga relatif terjaga.

Penalaran
Penuaan tidak mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami apa yang ia ketahui, untuk membentuk penilaian yang logis, dan menyusun argumen yang kokoh.

Kemauan
Dorongan untuk menyelesaikan sesuatu tidak menyusut dengan adanya perubahan pada otak yang jelas-jelas terkait dengan penuaan. Memang, kini kita tahu bahwa pada banyak kasus, jika kita memiliki keinginan untuk lebih berusaha dalam berkonsentrasi dan mempelajari sesuatu yang baru dengan baik, kita akan mendapatkan imbalannya –kita akan dengan mudah mampu mengeluarkannya kembali, tidak peduli berapapun usia kita.

Kreativitas
Seseorang tetap memiliki dorongan untuk mengekspresikan diri melalui seni, komunikasi, atau dengan mencoba sesuatu hal yang baru.

Kebijaksanaan
Semakin bertambahnya usia, lobus prefrontalis (bagian otak yang bertanggung jawab atas penilaian, pertimbangan dan tingkah laku) seseorang makin berkembang sehingga ada alasan mengapa kita sering mengasosiasikan kebijaksanaan dengan usia yang makin menua : kapasitas untuk menarik makna dari informasi dan pengetahuan berdasarkan pengalaman serta kapasitas untuk menawarkan ide-ide tetap tidak terkikis dan bahkan malah meningkat seiring berjalannya waktu.

Baca Selengkapnya......
0 comments

7 Fungsi Kognitif yang Paling Rentan Terhadap Penuaan

Perubahan yang terkait dengan penuaan kemungkinan mempengaruhi ingatan seseorang dan kinerja lainnya dalam beberapa cara. Fungsi-fungsi kognitif yang paling rentan terhadap kesulitan-kesulitan terkait dengan penuaan adalah :

Ingatan kerja
Kemampuan untuk mempertahankan dan memanipulasi informasi dalam otak berkurang. Mengingat nomor telepon dan kemudian menekan tombol pada telepon atau membandingkan harga per ons antara dua item adalah contohnya.

Kecepatan pemrosesan
Pemrosesan menjadi semakin lambat, seperti misalnya mengenali wajah seorang teman tapi sulit menyebutkan namanya, atau menurunnya kemampuan untuk mengikuti percakapan atau komunikasi lain yang perlu diproses saat itu juga. Bahkan ada satu teori yang menyebutkan bahwa melambatnya kecepatan pemrosesan secara umum merupakan dasar dari segala perubahan ingatan dan fungsi kognitif, yang pada akhirnya berakibat pada ingatan yang lebih lemah.

Perhatian pada detail
Ketika seseorang mempelajari suatu informasi baru, ia mungkin melihat garis besar atau gambaran umum yang sama baiknya dengan orang lain yang jauh lebih muda, akan tetapi orang yang jauh lebih muda ini akan menyerap detail lebih banyak. Contohnya, setelah memperhatikan sebuah lukisan selama satu menit, seseorang yang berusia 25 tahun dan yang berusia 55 tahun mungkin dapat mengingat bahwa lukisan tersebut menggambarkan suatu pemandangan alam dengan banyak warna hijau dan merah muda, tetapi yang berusia 25 tahun kemungkinan akan mengingat lebih banyak elemen yang spesifik, misalnya kelinci di balik semak atau perahu kecil di pinggir danau.

Ingatan deklaratif
Semakin menua, seseorang mungkin merasa kesulitan untuk mengingat fakta-fakta verbal (misalnya nama-nama orang, tempat, dan objek) dan informasi spasial (misalnya arah menuju lokasi baru). Seseorang mungkin juga merasa lebih sulit mengeluarkan kembali informasi deklaratif yang baru saja diterima (misalnya suatu kata atau nama tertentu).

Ingatan sumber
Akan menjadi semakin sulit untuk mengingat kapan dan dimana suatu kejadian spesifik terjadi (suatu jenis ingatan yang disebut sebagai ingatan sumber). Seseorang mungkin dapat mengingat bahwa ia memarkir mobilnya, namun ia tidak dapat mengingat secara tepat dimana letaknya. Atau ia ingat makan malam di restoran favoritnya, tapi ia mungkin tidak dapat mengingat jika ia pergi ke sana dua atau tiga bulan yang lalu.

Multitugas
Akan menjadi semakin sulit untuk melakukan multitugas (melakukan lebih dari satu aktivitas secara bersamaan).

Pemrosesan visuospasial
Tugas-tugas visual dan konstruktif yang rumit, misalnya menyusun puzzle tiga dimensi dan menggambar desain geometris yang rumit, akan menjadi tantangan yang semakin berat.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Minum Susu Mencegah Osteoporosis

Satu miskonsepsi umum yang terbesar mengenai susu adalah bahwa susu membantu mencegah osteoporosis. Oleh karena jumlah kalsium dalam tubuh kita berkurang seiring dengan usia, kita diberi tahu untuk minum susu yang banyak untuk mencegah osteoporosis. Saya pun begitu, ketika dua tahun yang lalu saya sempat menderita cephalgia kronis dan spasmofili, oleh dokter saya dianjurkan banyak minum susu untuk meningkatkan kalsium darah. Namun ternyata saya temukan dari berbagai literatur, minum susu terlalu banyak sebenarnya menyebabkan osteoporosis.

Kadar kalsium dalam darah manusia biasanya sekitar 9-10 mg. Ketika minum susu, konsentrasi kalsium dalam darah tiba-tiba meningkat. Walaupun sepintas lalu hal ini mungkin terlihat seperti banyak kalsium yang telah terserap, peningkatan jumlah kalsium dalam darah ini memiliki sisi buruk. Ketika konsentrasi kalsium dalam darah tiba-tiba meningkat, tubuh berusaha untuk mengembalikan keadaan abnormal ini menjadi normal kembali dengan membuang kalsium dari ginjal melalui urine. Dengan kata lain, saat Anda mencoba untuk minum susu dengan harapan mendapatkan kalsium, hasilnya sungguh ironis, yaitu menurunnya jumlah kalsium dalam tubuh Anda secara keseluruhan, dan risiko osteoporosis pun makin besar.

Dari empat negara besar –Amerika, Swedia, Denmark, dan Finlandia –negara yang banyak sekali mengkonsumsi susu setiap harinya, ditemukan banyak kasus retak tulang panggul dan osteoporosis.

Sebaliknya, udang kecil, ikan, dan rumput laut mengandung kalsium yang tidak terlalu cepat diserap,sehingga lebih efektif dalam meningkatkan jumlah konsentrasi kalsium dalam darah.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Cinta Yang Menyehatkan

Kita semua tahu bahwa cinta, sangat banyak wujudnya. Cinta antara orang tua dan anak, antara teman dan rekan, antara laki-laki dan perempuan, antara kita dan orang-orang yang membutuhkan. Apapun bentuknya, mari kita percayai bahwa motivasi, kesehatan, dan kebahagiaan, semua terlahir dari cinta. Agar menjadi sehat, penting bagi kita untuk merasakan cinta terhadap seseorang. Tidak ada orang yang bisa bahagia sendirian. Kehidupan yang bahagia diawali dengan membangun cinta dengan orang lain, memberi, dan menerima cinta.

Pada saat seseorang merasa benar-benar bahagia, tes darah akan menunjukkan sistem kekebalan yang sangat aktif. Selain itu, saat merasa bahagia, saraf-saraf parasimpatis akan terstimulasi dan mendominasi sehingga mengurangi tingkat stres. Saat tingkat stres menurun, efeknya adalah membaiknya sistem di seluruh tubuh –baik sistem kekebalan tubuh, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, maupun sistem saraf. Sistem di seluruh tubuh tidak bekerja sendiri-sendiri. Mereka semua saling mempengaruhi. Perbaikan di satu sistem akan mempengaruhi seluruh tubuh untuk bergeser ke arah yang positif.

Saya mungkin harus bertele-tele dulu untuk sampai pada apa yang ingin saya ungkapkan. Saya tidak sedang membicarakan satu bentuk cinta yang natural, mudah dipahami, hadir setiap hari, selalu di hati, meski susah terdefinisi (terima kasih Ayah, Ibu, yang tanpa lelah memberikan cinta seperti ini).

Saya sedang membicarakan bentuk cinta yang lain, dan semoga kamu sadar saya sedang membicarakan bentuk cinta kita.

Apakah bisa menyehatkan mencintai dengan cara seperti ini? Entahlah, saya tidak terlalu berpengalaman untuk bisa peduli. Namun jelas, cinta inilah yang bisa membuat saya utuh sekaligus rapuh. Cinta inilah yang bisa membuat saya berpikiran konyol sekaligus logis. Cinta inilah yang bisa membuat saya merasakan bahagia maupun giris. Cinta inilah yang bisa memotivasi saya untuk melakukan hal-hal yang pintar dan bermanfaat, sekaligus menjerumuskan saya untuk jadi makin bodoh dari hari ke hari…

Sekali lagi, saya harus memilih untuk mencintai dengan cara yang paling sunyi. Saya BUKAN memilih cinta saya padamu untuk saya hidupi. Tapi kesunyian ini adalah semata bersimpuh di hadapan-Nya, dengan penuh kerendahan hati saya meminta, tidak usah agar Ia memelihara cinta kita ini, tapi agar Ia menumbuhkan cinta kepada siapa pasangan jiwa kita nanti…

Berbahagialah. Sendirian atau denganku. Sendirian atau dengan siapa kamu berada malam ini…

Baca Selengkapnya......
0 comments

Yoghurt “Menyembuhkan” Konstipasi

Banyak orang yang mengabarkan “manfaat-manfaat” yoghurt yang mereka konsumsi, seperti misalnya kondisi pencernaan mereka membaik, tidak lagi mengalami konstipasi, atau pinggang mereka mengecil. Semua manfaat ini dipercaya berkat laktobasilus yang terdapat dalam yoghurt. Namun, kepercayaan akan keuntungan-keuntungan laktobasilus ini sejak awal sudah dipertanyakan. Aslinya, laktobasilus terdapat dalam usus manusia. Bakteri ini disebut sebagai “bakteri yang bermukim dalam usus”. Tubuh manusia memiliki suatu sistem pertahanan melawan bakteri dan virus yang datang dari luar, jadi bahkan bakteri-bakteri yang biasanya baik untuk tubuh Anda, seperti laktobasilus, akan diserang dan dihancurkan oleh pertahanan alami tubuh jika mereka bukan bakteri yang bermukim dalam usus.

Garis pertahanan terdepan adalah asam lambung. Saat laktobasilus dari yoghurt memasuki lambung, sebagian besar dari mereka dimatikan oleh asam lambung. Oleh sebab itulah, baru-baru ini dilakukan perbaikan dan yoghurt pun dipasarkan dengan slogan “laktobasilus yang berhasil mencapai usus Anda”.
Namun, bahkan jika bakteri itu mencapai usus, apakah memang mungkin mereka bisa bekerja sama dengan bakteri-bakteri yang bermukim dalam usus?

Hiromi Shinya, MD selaku guru besar kedokteran Albert Einstein College of Medicine yang juga seorang pakar gastroenterologi mempertanyakan klaim mengenai yoghurt ini, karena dalam konteks klinis, karakteristik usus pasien yang ia temukan mengkonsumsi yoghurt setiap hari tidak pernah baik. Ia menduga keras bahwa jika laktobasilus di dalam yoghurt dapat mencapai usus hidup-hidup, mereka tidak akan mengakibatkan usus bekerja lebih baik, malah hanya mengacaukan flora usus.

Lalu mengapa banyak orang yang merasa bahwa yoghurt efektif dalam memperbaiki kesehatan mereka? Bagi banyak orang, yoghurt seolah “menyembuhkan” konstipasi. Namun “penyembuhan” ini seseungguhnya adalah suatu kasus diare ringan. Kira-kira seperti ini prosesnya : Orang dewasa tidak memiliki cukup enzim untuk menguraikan laktosa. Laktosa adalah gula yang terdapat di dalam produk-produk susu, tetapi laktase, yaitu enzim dalam tubuh yang menguraikan laktosa, mulai berkurang jumlahnya selama kita tumbuh dewasa. Jika dipikir, hal ini cukup alami karena susu adalah sesuatu yang diminum balita, bukan orang dewasa. Dengan kata lain, laktase adalah enzim yang tidak diperlukan oleh orang dewasa.

Yoghurt mengandung banyak laktosa. Oleh karenanya, pada saat Anda mengkonsumsi yoghurt, yoghurt itu tidak dapat dicerna dengan baik akibat berkurangnya enzim laktase, yang kemudian berakibat pada kesulitan mencerna. Pendeknya, banyak orang yang mengalami diare ringan jika mereka mengkonsumsi yoghurt. Diare ringan ini secara keliru dianggap sebagai pengobatan terhadap konstipasi.

Berdasarkan hasil pengamatan klinis yang dilakukan Hiromi Shinya, MD, ia menemukan bahwa kondisi usus akan memburuk jika mengkonsumsi yoghurt setiap hari, ditandai dengan bau kotoran dan gas yang semakin tajam. Ini adalah suatu indikasi bahwa lingkungan usus semakin memburuk. Alasan timbulnya bau tersebut adalah karena racun tengah diproduksi di dalam usus besar. Oleh karena itu, walaupun banyak orang membicarakan efek-efek bermanfaat dari yoghurt secara umum (dan perusahaan-perusahaan yoghurt itu sendiri tentu saja), dalam kenyataannya banyak hal menyangkut yoghurt tidak baik bagi tubuh Anda.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Kalau Heartburn, Segera Minum Antasida

Heartburn adalah rasa panas, tidak nyaman dan nyeri di ulu hati atau lambung yang sering disalahartikan sebagai “terlalu banyak asam lambung”. Sebenarnya tidak ada yang namanya asam lambung yang terlalu banyak. Yang terjadi adalah, asam lambung mengalir naik kembali ke kerongkongan. Kerongkongan rentan terhadap asam karena biasanya lingkungan itu bersifat basa. Oleh karena itu, jika asam lambung terkumpul di dalam kerongkongan, secara tidak sadar orang-orang menelan air liur mereka yang bersifat basa, untuk menurunkan asam lambung yang mengalir naik.

Namun, jika Anda makan terlalu banyak atau mengalami kesulitan mencerna, sehingga menyebabkan asam membengkak dan menjadi sulit untuk mendorong asam itu turun dengan air liur, hal ini menimbulkan luka-luka seperti lecet yang disebut erosi pada kerongkongan. Dalam keadaan seperti itu, jika asam lambung mengalir naik ke dalam kerongkongan, yang terjadi bagaikan menuang alkohol ke atas luka, dan menyebabkan gejala-gejala rasa sakit atau ketidaknyamanan yang secara umum dikenal sebagai heartburn. Biasanya Anda akan minum antasida untuk meredakannya, dan rasa lega yang Anda rasakan setelah minum antasida disebabkan oleh dihambatnya sekresi asam lambung.

Jika sekresi asam lambung dihambat, enzim-enzim pencernaan tidak dapat diaktivasi sehingga makanan sulit dicerna di lambung. Makanan yang belum tercerna ini melaju terus ke usus. Makanan yang seharusnya sebagian besar dicerna dan diserap dalam usus tetap tidak tercerna hingga di dalam usus besar. Makanan yang tidak tercerna itu membusuk dan fermentasi abnormal terjadi. Sebagai akibatnya, sejumlah bakteri jahat berkembang biak secara abnormal di dalam usus besar, dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Lebih parah lagi, menelan obat-obatan untuk menekan sekresi asam lambung justru mempercepat rusaknya sekresi asam lambung. Antasida dan obat-obatan lambung yang sangat populer seperti kombinasi blokade H2 dan penghambat pompa-proton, dipromosikan sangat efektif untuk menekan sekresi asam lambung. Namun jika asam lambung dihambat dengan menggunakan obat-obatan, mukosa lambung menyusut, penyusutan mukosa lambung yang terus menerus dapat berlanjut ke berkembangnya kanker lambung. Bahkan ada beberapa efek samping yang tak terduga, contohnya jika seorang pria sering minum antasida ada kemungkinan ia akan mengalami gangguan ereksi atau penurunan tajam jumlah sperma.

Untuk mencegah heartburn, yang harus Anda lakukan hanyalah mencegah agar apa yang ada di dalam lambung tidak mengalir kembali ke dalam kerongkongan. Pertama, Anda harus menahan diri untuk tidak terlalu banyak makan dan minum, serta mengurangi rokok, alkohol, dan kopi. Satu hal penting untuk diingat adalah menyelesaikan makan malam empat atau lima jam sebelum tidur sehingga lambung Anda kosong saat pergi tidur.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Peduli Kolesterol

“Makan pecel Madiun yuk!” Pada diem, ogah-ogahan. Giliran ada yang tanya, “Pada mau ikut beli Mozza burger gak?” eh, langsung semangat aja. Padahal cuma tanya, nggak dibayarin. Hehehe…
Jadi intinya, setiap orang pasti suka makan enak (makanan yang rasanya enak di lidah). Tapi kalau makanan enak itu berupa makanan gurih, berlemak, gorengan, dan minim serat, jangan pada kebablasen makannya karena berbahaya bagi kesehatan. Soalnya makanan-makanan seperti itu banyak mengandung kolesterol, yang bisa meningkatkan risiko penyakit akibat penggumpalan dan sumbatan di pembuluh darah.

Apa Sebenarnya Kolesterol?

Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh.

Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood). Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke.

Lemak Jahat (LDL) vs Lemak Baik (HDL)


Kolesterol dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida.
Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu.

LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah, yang setelah melewati beberapa proses akan mengakibatkan penggumpalan dan sumbatan di pembuluh darah. Jika sumbatan terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.
Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam prosesnya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.

Berapa Kadar Kolesterol Yang Normal?


Kadar kolesterol yang tinggi menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen menjadi kurang, sehingga gejala yang timbul adalah gejala kurang oksigen seperti sakit kepala dan pegal-pegal. Sebagian besar hiperkolesterol tidak menimbulkan gejala, sehingga disarankan untuk check up minimal 1 tahun sekali. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui hiperkolesterol sedini mungkin sehingga dapat mencegah penyakit yang diakibatkan.

LDL ("Kolesterol jahat”)
Kurang dari 100 : Optimal
100-129 : Mendekati optimal
130-159 : Batas normal tertinggi
160-189 : Tinggi
Lebih dari 190 : Sangat tinggi

HDL ("Kolesterol Baik”)
Kurang dari 40: Rendah
Lebih dari 60 : Tinggi

Total cholesterol (TC)
Kurang dari 200 : Yang diperlukan
200-239 : Batas normal tertinggi
Lebih dari 240 : Tinggi

Trigliserida (TGA)
Kurang dari 150 : Normal
150-199 : Batas normal tertinggi
200-499 : Tinggi
Sama atau lebih dari 500 : Sangat tinggi

Kadar kolesterol harus dikontrol. Kadar total kolesterol jangan lewat ambang standar yaitu 200 mg/dL, kadar trigliserida (TGA) kurang dari 150 mg/dL, kadar HDL harus tinggi yaitu lebih dari 50 mg/dL, dan kadar LDL jangan lebih dari 100mg/dL.Cara mengontrolnya adalah melakukan pola hidup sehat dan bugar yang terdiri dari 4S, yaitu makan sehat, berpikir sehat, istirahat sehat dan aktivitas sehat.

Peduli Kolesterol Anda

Makan sehat berperan membatasi jumlah kolesterol yang masuk ke dalam tubuh karena tubuh dapat menghasilkan kolesterol yang diperlukan dalam jumlah tepat yaitu oleh hati.
Makan sehat dapat diartikan dengan menghindari makanan yang tinggi lemak dan sumber kolesterol, misalnya minyak dan lemak hewan (daging sapi/kambing/babi, kulit ayam, jerohan, otak, hati ayam, cumi, udang, kerang, kepiting, kuning telur). Kolesterol berbeda dengan TGA. Sumber TGA antara lain gorengan, santan, asam lemak trans, margarine, butter. Hindari alkohol dan konsumsi gula yang berlebihan. Makanlah makanan tinggi serat, suplementasi minyak ikan, vitamin antioksidan dan pertahankan berat badan ideal.

Minyak atau lemak nabati (lemak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan) masih dapat Anda konsumsi asal tidak berlebihan, sebab lemak nabati tidak mengandung kolesterol dan sedikit kadar lemak jenuhnya. Senyawa lemak yang banyak terdapat dalam lemak nabati adalah lemak tak jenuh yang tidak menaikkan kadar kolesterol darah, bahkan menurut beberapa laporan penelitian dapat menurunkan kadar kolesterol LDL.
Makan lemak yang baik seperti asam lemak omega-3, omega-6 dan omega-9. Asam lemak omega-3 terdapat pada ikan laut dalam seperti ikan salmon, ikan tuna; asam lemak omega-6 terdapat pada minyak jagung dan minyak kedelai; sedangkan asam lemak omega-9 terdapat pada alpukat, minyak zaitun dan canola oil.
Tapi minyak tersebut bukan untuk menggoreng. Karena jika digoreng akan menjadi lemak yang jelek. Sebaiknya diminum atau sebagai dressing salad.

Selain itu juga dianjurkan mengkonsumsi buah-buahan seperti jeruk, strawberry dan anggur, juga sayuran terutama yang berwarna merah seperti tomat dan wortel; karena buah dan sayur adalah sumber antioksidan.
Dalam berpikir sehat, diperlukan pengelolaan stress dengan baik. Jika anda hidup dan bekerja di kota besar, bisa dipastikan sangat sukar untuk bebas stress. Namun, Anda bisa mengelola stress Anda dengan baik, sehingga justru dapat memacu kreativitas dan semangat Anda. Akhirnya peningkatan derajat kehidupan dan kesehatan Anda.
Berolah-raga secara teratur sudah dibuktikan pula dapat menurunkan kadar kolesterol total dan meningkatkan kadar kolesterol HDL. Olahraga membantu membakar kolesterol/lemak dalam tubuh menjadi energi.

Untuk mengetahui apakah kolesterol kita terkontrol perlu dilakukan pemeriksaan kolesterol secara berkala. Kadar kolesterol hanya dapat diketahui secara akurat melalui pemeriksaan kolesterol darah. Anda bisa langsung datang ke laboratorium kesehatan terdekat yang memiliki paket pemeriksaan kolesterol lengkap. Hasilnya pun dapat dikonsultasikan dengan dokter ahli.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Mengenali Serangan Jantung

Setengah dari semua orang yang mengalami serangan jantung tidak pernah merasakan gejalanya –atau setidaknya tidak pernah mengenali apa yang mereka rasakan sebagai gejala. Permasalahannya adalah : serangan jantung terjadi dengan cara yang berbeda-beda –dan rasa tidak nyaman dapat hilang-timbul, yang membuat orang cenderung menyalahkan penyebab lain, misalnya gangguan pencernaan.

Gejala paling umum adalah sebagai berikut :
nyeri dada atau ketidaknyamanan (dapat dirasakan seperti rasa tertekan, sesak, atau diperas), ketidaknyamanan pada tubuh bagian atas (dapat terjadi pada salah satu lengan, punggung, leher, rahang, atau perut), napas pendek, keringat dingin, pusing-pusing, keletihan luar biasa yang dirasakan secara tiba-tiba (tanpa mengalami kurang tidur).

Alasan rasa sakit atau ketidaknyamanan dapat begitu sulit dideteksi. Sebagai contoh, ada sebagian orang yang mengalami serangan jantung merasakan rasa sakit hebat pada bagian lengan kanannya, yang bukan merupakan sisi biasa bagi sakit jantung. Hal tersebut dikarenakan, jantung itu sendiri tidak memiliki serabut sakit secara khusus. Saraf jantung tidak merasakan sakit secara langsung. Tetapi, jika ada yang tidak beres dengan jantung, saraf-sarafnya akan menjadi tidak terkendali secara elektris. Dan, ketika menjalar ke tulang belakang, mereka mungkin membuat saraf-saraf yang lainnya mengalami korsleting –misalnya saraf-saraf yang berhubungan dengan lengan atau dada. Dan saraf-saraf yang terstimulasi inilah yang memancarkan rasa sakit. Sehingga rasa sakit dapat muncul pada lengan, dada, atau rahang, tergantung dimana saraf-saraf yang mengalami korsleting.

Otak terkadang turut bereaksi dengan mendorong saraf vagus (saraf yang bertanggung jawab untuk sistem pencernaan) yang menyebabkan gangguan perut dan keringat dingin. Namun jika serabut-serabut saraf ini tidak menjalar, maka orang tersebut tidak akan merasakan ketidaknyamanan sama sekali, bahkan ketika serangan jantung terjadi, dan inilah penyebab mengapa banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami serangan jantung.

Seseorang dari keluarga yang memiliki sejarah penyakit jantung harus waspada karena kemungkinan ia mengidap penyakit yang sama lebih tinggi daripada rata-rata orang lain. Kecenderungan memiliki tingkat LDL yang lebih tinggi atau HDL yang lebih rendah atau faktor risiko lain, seperti tekanan darah tinggi bisa diwariskan.

Selain itu, tingkah laku dalam keluarga juga diwariskan. Misalnya jika ayah merokok, anak juga cenderung meniru tingkah lakunya untuk merokok. Bila orang tua suka mengkonsumsi makanan berkadar garam tinggi (yang berpotensi memicu tekanan darah tinggi), anak mungkin juga begitu. Atau bila orang tua memiliki pekerjaan yang menimbulkan stress, anak mungkin juga ikutan. Bagaimanapun mekanismenya, seseorang yang berasal dari keluarga yang memiliki sejarah penyakit jantung harus ekstra hati-hati terhadap kelakuan yang mengandung resiko.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Luangkan Waktu Untuk Jantung Anda

Untuk kesehatan optimal, idealnya Anda melakukan aktivitas fisik (olahraga) untuk membakar antara 3.500 sampai 6.500 kalori dalam satu minggu (atau 500 hingga 950 kalori per hari). Sebagian besar pembakaran kalori berasal dari aktivitas sehari-hari, bahkan tanpa Anda berusaha untuk melakukannya. Namun, data ilmiah menunjukkan bahwa selain kalori yang dibakar dari aktivitas fisik yang biasa, Anda juga memerlukan sekitar 60 menit seminggu untuk latihan stamina–yaitu aktivitas kardiovaskular yang dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung Anda sekitar 80 persen atau lebih dari angka maksimum normal sesuai usia Anda (rumusnya, 220 dikurangi umur Anda).

Pada akhirnya, latihan stamina yang penting untuk mendapatkan kesehatan maksimum bisa diwujudkan dalam 3 x 20 menit latihan per minggu. Hanya dengan melakukan latihan stamina selama 20 menit sudah cukup untuk membuat perbedaan –pada jantung, pembuluh darah, tulang, persendian, postur tubuh, dan kesehatan Anda secara keseluruhan. Untuk lebih jelasnya, latihan stamina ini adalah aktivitas yang dilakukan terus menerus selama 20 menit yang bisa membuat Anda sedikit terengah-engh atau cukup membuat Anda berkeringat saat itu.

Ada beberapa alasan mengapa latihan begitu penting :

Menurunkan tekanan darah. Bahkan dengan berjalan kaki beberapa menit lebih lama bisa menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL). Menggerakkan otot pada kekuatan maksimumnya pun akan menguatkan otot jantung dan pembuluh darah, dan membuatnya menjadi lebih elastis. Jika Anda belum berolahraga dalam beberapa waktu, mulailah dengan berjalan kaki hingga Anda dapat melakukan angkat beban, kemudian tambahkan beberapa aktivitas lain –bersepeda, berenang, fitness –untuk menaikkan frekuensi denyut jantung Anda.

Menjaga berat badan normal. Kelebihan berat badan selalu membawa risiko penting. Pertama, Anda akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, kadar LDL tinggi, gangguan tidur, dan penyakit radang sendi (artritis) yang akan melemahkan semangat Anda untuk berolahraga. Kedua, jika kelebihan berat badan terletak di pinggang Anda, Anda akan menghadapi risiko yang lebih besar lagi karena sel-sel lemak pada lemak perut akan mengeluarkan hormon yang secara langsung meningkatkan peradangan pembuluh darah, dimana peradangan pembuluh darah bisa menyebabkan sumbatan yang berakibat ke penyakit jantung dan stroke.

Banyak orang yang tidak melakukan latihan dengan dalih sedikitnya waktu. Setiap orang memang memiliki tanggung jawabnya masing-masing; kuliah, pekerjaan, hobi, mengurus keluarga, atau berorganisasi (kecuali jika organisasi yang Anda ikuti adalah klub olahraga). Namun kita harus egois untuk meluangkan waktu bagi diri kita sendiri untuk berlatih. Jika waktu Anda sempit, Anda bisa menyetel alarm 30 menit lebih awal (ayolah, hanya 30 menit dan Anda akan menjadi lebih sehat untuk melakukan aktivitas sehari-harinya…^^). Semakin awal Anda melakukannya, semakin sedikit gangguan yang harus diatasi.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Kenapa Pembuluh Darah Bisa Tersumbat?

Sebelumnya mari kita memahami struktur arteri terlebih dahulu. Arteri memiliki tiga lapisan, dimana masing-masing memiliki tugas yang unik. Lapisan paling dalam yang disebut intima, adalah lapisan yang bersinggungan langsung dengan darah yang melewatinya. Lapisan ini halus dan licin sehingga darah mudah mengalir di atasnya.
Lapisan paling dalam ini juga membantu melindungi lapisan tengah yang disebut media, yang menyokong struktur arteri. Media adalah semacam otot sehingga dia dapat merespon apa yang terjadi dalam tubuh Anda; dia akan kejang saat Anda mengalami depresi atau kecemasan, dan akan membuka saat Anda sedang berolahraga sehingga darah dapat masuk lebih banyak untuk memasok oksigen ke otot-otot. Lapisan paling luar adalah adventitia, yang bertugas menjaga arteri dalam satu kesatuan.

Lapisan intima dapat terluka atau ‘tertoreh’, misalnya oleh kadar gula darah yang tinggi, tekanan darah tinggi, zat-zat racun dari rokok, peradangan kronis akibat beraneka ragam hal seperti penyakit gusi atau penyakit menular seksual, stres, dan kemarahan. Tubuh Anda akan terganggu dengan adanya torehan ini, karena torehan yang terjadi pada lapisan intima bisa menyebabkan lapisan media kemasukan darah.

Oleh sebab itu, tubuh Anda akan mencoba memperbaiki torehan itu dengan menggunakan kolesterol untuk menambal. Namun, jika protein yang membawa kolesterol itu buruk (LDL), sistem kekebalan akan terstimulasi untuk selanjutnya menarik sel-sel darah putih yang akan mencoba menjinakkan kolesterol jahat. Pada gilirannya, sel-sel darah putih itu akan menumpahkan beberapa kandungan racunnya yang biasanya berfungsi untuk menyerang infeksi musuh, yang menyebabkan peradangan yang meluas.

Peradangan dan kolesterol membentuk lepuhan pada dinding arteri yang disebut sel busa, membuat permukaan lapisan intima arteri semakin kasar. Sel-sel busa ini tumbuh besar dan menjadi semakin rakus sehingga mereka memakan pasokan darah. Ketika hal itu terjadi, beberapa dari mereka akan mulai kelaparan karena kekurangan darah dan mati. Saat mati, mereka mengeluarkan getaran listrik dan menarik platelet darah untuk bergerombol bersama-sama, dan akhirnya membentuk gumpalan beku dalam arteri Anda.

Platelet adalah sebuah sel darah yang melakukan tugas mulia, yaitu menyelamatkan Anda dari bahaya kematian akibat kehabisan darah setelah Anda tergores pisau cukur. Akan tetapi platelet ini akan menjadi ‘senjata makan tuan’ bila bertabrakan dengan sel-sel busa, karena pada saat itu juga mereka membentuk gumpalan beku. Gumpalan beku ini lama-lama bisa memenuhi seluruh arteri, bahkan sampai menyumbat sepenuhnya. Masalah yang timbul beragam, antara lain stroke, impoten, dan kehilangan daya ingat. Jika arteri yang tersumbat adalah arteri koronaria (arteri yang memberi nutrisi pada jantung), otot-otot jantung akan mati karena kekurangan nutrisi dan serangan jantung-lah yang terjadi.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Minum Banyak Air Mengurangi Berat Badan

Pemikiran bahwa berat badan dapat berkurang hanya dengan minum air mungkin terdengar seperti tipuan, tetapi pemikiran itu mengandung sebagian kebenaran.

Saat kita minum air, saraf-saraf simpatik mulai terstimulasi, mengaktifkan metabolisme energi serta meningkatkan pembakaran kalori, dan hasilnya adalah berkurangnya berat badan. Saat saraf simpatik terstimulasi, adrenalin disekresikan. Adrenalin mengaktifkan lipase dalam jaringan lemak yang sensitif terhadap hormon, yang kemudian menguraikan trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol sehingga tubuh menjadi lebih mudah membakar lemak yang tersimpan.

Seberapa banyak kalori yang dibakar? Berbagai riset menunjukkan, dengan minum sedikit lebih banyak daripada 2 gelas secara teratur 3 kali sehari meningkatkan pembakaran kalori sebesar kira-kira 30%. Terlebih lagi, 30 menit setelah minum air, tingkat pembakaran kalori mencapai puncaknya. Idealnya, kita membutuhkan 6-7 gelas air setiap hari.

Lantas, jenis air apakah yang paling efektif untuk tujuan ini? Air yang suhunya lebih rendah daripada suhu tubuh, tapi tidak sedingin es. Menurut hasil riset, air bersuhu sekitar 21 derajat Celcius akan meningkatkan pembakaran kalori. Kalori tersebut diubah menjadi sejumlah besar energi yang digunakan untuk menghangatkan air tersebut agar menyamai suhu tubuh.
Nggak pernah ‘mati gaya’ ya si air ini…^^

From The Miracle of Enzyme : Self-Healing Program.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Popeye vs Bugs Bunny…

Jangan salah sangka, ini bukan tentang mereka berdua yang dipasangkan oleh sutradara jahil dalam satu frame, tapi ini berkaitan dengan apa yang mereka 'santap' sehari-harinya.

Bila masalahnya menyangkut mata kita, Popeye ternyata mengalahkan Bugs Bunny. Meskipun baik untuk mata, wortel tidak seampuh bayam. Penelitian membuktikan bahwa manfaat perlindungan yang lebih besar berasal dari lutein yang terdapat dalam bayam ketimbang betakaroten yang terdapat dalam wortel.

From YOU : The Owner’s Manual: An Insider’s Guide to the Body That Will Make You Healthier and Younger.

Baca Selengkapnya......
0 comments

A Sun At Night

I always look straight into your eyes
Cause I'm afraid I would tell a lie
There are many reasons why people in love
But with you I can't explain why
All I know is you're my strength when I'm done fighting
You're my hope when I'm done struggling
When I stop believing, you give me life
I think I have to thank you for you've made these beautiful days
I'm not so good at saying something like this
Just trust me you'll always be my come back place
Just wait for me,
I'll home tonight.

Baca Selengkapnya......
0 comments

From Day To Day You Become Stronger

Learn.
From all mistakes you had before.
Be brave.
Be strong on your own.
And you will find some new hope and something precious to care for…

Baca Selengkapnya......
0 comments

Efek Stres Terhadap Fungsi Ingatan

Ini adalah studi kasus yang sangat digemari : Seorang gadis baru saja putus dari pacarnya. Meskipun ia telah mempertimbangkan hal tersebut matang-matang, tidak urung ia merasa kehilangan juga. Kemudian ada seorang pria mendekatinya. Setelah merasa ‘tampangnya cakep juga, diajak ngobrol nyambung dan cucok lagi’ gadis ini pun berharap banyak pada pria itu. Tidak tahunya, pria itu mendekatinya hanya supaya ia bisa menjalin hubungan dengan sahabat dekat gadis itu. Merasa ada yang salah dengan dirinya, gadis itu pun menjadi frustasi dan depresi. Ia kepikiran terus masalah itu, jadi sulit belajar dan akhirnya IP-nya pun tiarap…

Gadis tersebut menderita gangguan psikologis. Gangguan psikologis secara umum ada depresi, stres pasca-trauma dan stres yang signifikan, yang semuanya dapat mengganggu fungsi ingatan yang optimal.

Depresi dapat menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, berfokus pada detail, dan menyerap informasi baru. Pada kasus depresi berat, dapat menyebabkan kesulitan tidur yang akhirnya menimbulkan permasalahan kognitif. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa depresi jangka panjang dapat menimbulkan hilangnya neuron di hipokampus dan amigdala, dimana dua bagian otak inilah yang berperan penting bagi ingatan. Pada seseorang yang memiliki sejarah depresi terus menerus, organ tersebut lebih kecil, jika dibandingkan dengan seseorang yang tidak mengalami depresi. Pada penelitian tersebut, seseorang yang pernah mengalami depresi memiliki performa yang buruk terhadap tes ingatan verbal.
Masalah ini dapat diatasi dengan mengkombinasikan psikoterapi dan pengobatan (baik terhadap depresi itu sendiri maupun terhadap gangguan tidurnya). Biasanya fungsi-fungsi kognitif akan kembali membaik secara menyeluruh dalam enam bulan.

Beberapa orang yang mengalami trauma psikologis yang parah (Post-Traumatic Stress Disorder/PTSD) akan mengalami gangguan stres pasca-trauma, yakni suatu kondisi yang ditandai oleh munculnya ingatan tentang kejadian traumatis tersebut secara terus-menerus. Ingatan tersebut terus mendesak dan mengganggu proses penerimaan informasi baru, konsolidasi ingatan, dan mengingat informasi yang tidak berhubungan dengan trauma tersebut. Tingkat stres yang tinggi memicu pengeluaran hormon kortisol yang tinggi, yang pada akhirnya dapat merusak hipokampus dan amigdala, bahkan mungkin sistem limbik (pengaturan emosi)-nya juga.
Memperbaiki fungsi ingatan seseorang yang mengalami PTSD adalah dengan menurunkan kadar kortisolnya sampai kembali normal, dengan kata lain berusaha mengurangi efek dari kejadian traumatis tersebut terhadap kejiwaannya. Psikoterapi dan dukungan dari orang-orang terdekat akan sangat membantu. Akan tetapi, penurunan ingatan bisa menetap jika telah terjadi kerusakan struktural terhadap hipokampus, amigdala dan sistem limbik.

Bicara mengenai stres, tentu saja kita semua mengalami stres. Anda tidak bisa mengontrol semua kejadian penyebab stres dalam kehidupan Anda, tetapi Anda dapat mengontrol reaksi Anda terhadapnya. Banyak orang bertanya, “Kapan saya bisa tahu bahwa stres saya berlebihan?” Jawabannya tergantung pada respon dan bukannya sumber stres itu sendiri. Lihatlah beberapa orang yang bekerja dalam jangka waktu lama dan dalam tekanan yang tinggi, namun tetap dapat terfokus dan menjaga diri. Sementara orang lain pada situasi yang sama akan merasa kewalahan. Reaksi terhadap stres-lah yang merusak.
Anda dapat mengontrol bahaya yang ditimbulkan stres tehadap ingatan dengan menemukan cara memodifikasi respon Anda terhadap kejadian yang memicu stres. Sebagian orang mengatasi stres dengan melakukan aktivitas fisik (olahraga), sebagian lainnya melakukan meditasi atau teknik relaksasi. Bagi sebagian lainnya, mengatasi stres merupakan masalah pembelajaran tentang batasan mereka –seberapa besar stres yang dapat mereka hadapi. Setiap orang berbeda. Yang penting adalah Anda memiliki aktivitas pengelola stres yang efektif bagi Anda.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Semua Stres Itu Buruk

Ketika mulai menulis artikel ini, saya teringat akan Ibu dan saya sangat ingin berterimakasih kepada beliau. Karena sungguh, saya bisa begini rajin dan semangat belajar karena kerja keras beliau =)
Ibu adalah sosok wanita yang sangat peduli pada pendidikan ketiga anaknya. Dulu ketika kami masih kecil beliau selalu mendampingi kami belajar. Bahkan beliau jadi tutor matematika saya. Dengan telaten beliau mengoreksi pekerjaan saya, dan membuatkan banyak soal sampai saya lancar mengerjakannya. Menit-menit pertama sih jika saya membuat kesalahan beliau masih membetulkannya dengan sabar, tapi kalau sudah habis kesabarannya ya saya dimarahi (maklum saya tolol di mata pelajaran satu itu). Waktu itu Ibu selalu bilang, “Makanya rajin belajar toh Nak! Itu liat tuh, pisau kalau lama nggak dipake ngiris bisa tumpul. Otak ya sama, kalau nggak pernah dipake belajar, nggak pernah dipake mikir, ya kayak pisau tumpul!”

Kata-kata beliau itu, kalau dibahasakan secara ilmiah menjadi seperti ini…


Stres yang berlebihan dapat menumpulkan ingatan. Kalau tidak percaya, cobalah memfokuskan pikiran untuk menelaah sebuah buku atau cobalah menghapal materi kuliah saat Anda sedang cemas, khawatir, atau diburu-buru waktu. Stres yang berlebihan dapat menumpulkan ingatan Anda. Akan tetapi, stres dalam jumlah yang proporsional sebenarnya dapat menajamkan ingatan Anda. Deadline tugas misalnya, dapat meningkatkan kemampuan untuk fokus dan mempertahankan perhatian. Atau menjadi seorang mahasiswa yang aktif di organisasi dan rajin nge-blog, misalnya, dapat meningkatkan kemampuannya untuk memanfaatkan waktu belajar sebaik-baiknya. Gengsi dong kalau jadi aktivis tapi IP-nya tiarap =)

Akibat kemampuan untuk fokus dan mempertahankan perhatian yang meningkat, Anda akan mendapatkan informasi secara efektif, yang selanjutnya meningkatkan konsolidasi ingatan dan pengeluaran kembali informasi tersebut.

Maka stres tidak selalu berkonotasi jelek, stres di sini sebagai ‘perangsang’ atau ‘motivator’, dimana stres yang cukup akan membuat Anda tetap siaga, menajamkan fokus perhatian Anda, dan menyiapkan diri Anda untuk belajar.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Cinta Yang Sunyi

Berdiri terpaku dalam deras hujanmu
Terlalu lama kubasahkan diri
Dingin, namun kubiarkan meracuni hati
Bingung mencari matahari
Tapi tak kusadari kau tuntun aku pulang,
Menemukan yang kucari
Deras hujanmu akhirnya berhenti.

Saya ingat dia…seseorang yang pernah saya cintai dengan cara yang paling sunyi. Hati masih senantiasa tergelitik saat dia dan gadisnya sedang berduaan, tapi matanya jauh ‘menyeberang’ menatap mata saya, seolah-olah ingin membuktikan bahwa cinta itu masih ada. Ah, sudahlah. Peristiwa itu bukan lagi prioritas dalam hidup saya. Seperti halnya dia yang telah menemukan kebahagiaannya, saya juga punya cara sendiri untuk bisa bahagia.
Malam ini entah kenapa saya ingat dia. Tapi cuma sekedar ingat, boleh saja kan? =)

Baca Selengkapnya......
0 comments

4 Masalah Komplikasi Pada Luka

Infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau setelah pembedahan. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 – 48 jam. Gejalanya berupa infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan denyut nadi dan temperatur, dan peningkatan jumlah sel darah putih.
Jenis infeksi yang mungkin timbul antara lain :
Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan.
Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai oleh : terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, sel darah putih).
Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses yang menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi dengan istirahat dan antibiotik.


Perdarahan
Perdarahan dapat mengindikasikan suatu jahitan yang lepas, sulit membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda. Sehingga balutan (dan luka di bawah balutan) jika mungkin harus sering dilihat selama 24 jam pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu. Jika perdarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka steril mungkin diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan.

Dehiscence dan Eviscerasi
Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi operasi yang paling serius. Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah keluarnya pembuluh melalui daerah irisan. Sejumlah faktor meliputi: kegemukan, kurang nutrisi, multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka. Dehiscence luka dapat terjadi 4 – 5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup dengan balutan steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk segera dilakukan perbaikan pada daerah luka.

Jaringan parut
Luka yang sembuh, kadang tidak dapat kembali seperti semula dan meninggalkan jaringan parut. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya jaringan parut ini, antara lain luka yang lebar dan dalam, luka yang memerlukan banyak tindakan untuk menyatukannya kembali dan luka yang kotor atau terinfeksi.

Referensi : Luka dan Perawatannya (Ismail S.Kep, Ns, M.Kes), Manajemen Luka (Moya J. Morison, 2003). Beli bukunya di Toko Buku Diskon Togamas. Bukannya promosi, tapi memang berdasarkan pengalaman disitu yang paling murah. Kekurangannya, penataan bukunya kurang ‘menarik mata’ tapi tersusun rapi berdasarkan kategorinya kok, sehingga kalau dicari lewat komputer bisa langsung ketemu. Biasanya saya sih kalau mau beli buku, saya lihat-lihat bukunya di Gramedia, terus saya catat judul buku dan pengarangnya, dan saya beli bukunya di Togamas. Hehehe…nakal banget ya. Namanya juga mahasiswa, uang harus diirit dong, meskipun buat beli buku nggak boleh ‘umpak-umpakan’. Selisih lima atau enam ribu sangat berarti banget.

Tapi ya kalau temen-temen lebih suka one stop shopping di Gramedia ya monggo, yang mana yang enak ajalah…=)

Baca Selengkapnya......
0 comments

Faktor Yang Memperlambat Penyembuhan Luka (5) : Penanganan Luka Yang Tidak Tepat

Penanganan luka yang tepat, mulai dari pengkajian sampai memilih antiseptik dan balutan sangat menentukan kecepatan penyembuhan luka. Berikut adalah contoh penanganan luka yang tidak tepat :
1. Gagal mengkaji luka secara akurat dan gagal untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat menyebabkan terlambatnya penyembuhan luka.
2. Pemilihan produk-produk perawatan luka yang kurang sesuai atau justru berbahaya.
3. Teknik pembalutan luka yang kurang hati-hati.
4. Mengganti tatacara pembalutan sebelum mempunyai cukup waktu untuk menjadikan balutan tersebut efektif.
5. Gagal membuat gambaran penyembuhan dan gagal mengevaluasi efektivitas program pengobatan.
6. Perilaku negatif terhadap penyembuhan.

Referensi bab faktor-faktor yang memperlambat penyembuhan luka (1-5) : Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4 (Potter&Perry), Manajemen Luka (Moya J. Morison, 2003). Seriously recommended this book to strengthen your basic woundcare-knowledge…

Baca Selengkapnya......
0 comments

Faktor Yang Memperlambat Penyembuhan Luka (4): Pengaruh Terapi Lain

Obat-obat sitotoksik seperti vinkristin mempunyai pengaruh yang sangat kentara pada penyembuhan luka karena obat tersebut mengganggu proliferasi sel. Terapi steroid jangka panjang juga dapat memperlambat penyembuhan, tetapi hanya selama fase inflamasi dan fase proliferatif, yaitu dengan cara menekan multiplikasi fibroblas dan sistem kolagen. Obat-obat anti-inflamasi non steroid tidak memiliki pengaruh yang berarti terhadap penyembuhan luka dalam dosis terapeutik normal.

Radioterapi (pengobatan penyakit keganasan) dapat mengakibatkan kerusakan lokal, menghambat pembentukan kolagen sehingga memperlambat penyembuhan, dan juga dapat menyebabkan kelemahan yang berkepanjangan di dalam jaringan, khususnya jaringan kulit.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Faktor Yang Memperlambat Penyembuhan Luka (3) : Psikososial

Stres yang berlangsung lama akan meningkatkan hormon steroid dalam tubuh. Energi dalam tubuh akan dipakai untuk mengatasi keadaan stres sehingga penyembuhan luka menjadi terhambat. Faktor-faktor psikososial yang menghambat penyembuhan luka adalah :

Makna atau signifikansi luka bagi pasien
1. Kepribadian dan konsep diri
2. Efek terhadap hubungan sosial
3. Pekerjaan sebelum sakit
4. Fleksibilitas peran
5. Peristiwa kehidupan lainnya yang terjadi secara bersamaan
6. Situasi finansial
Ketersediaan dukungan sosial
Keakuratan penilaian oleh pasien tentang prognosis
1. Pengharapan dan nasihat dokter dan/atau perawat
2. Pemahaman pasien tentang masalah dan pengobatan
3. Pengharapan berdasarkan pada pengalaman masa lalu
4. Penerimaan pasien tentang kebutuhan akan pengobatan
5. Kepribadian dan intelegensia pasien

Baca Selengkapnya......
0 comments

Faktor Yang Memperlambat Penyembuhan Luka (2) : Patofisiologi Umum

Penurunan suplai oksigen
Oksigen memainkan peranan penting di dalam pembentukan kolagen, kapiler-kapiler baru, dan perbaikan epitel, serta pengendalian infeksi. Jumlah oksigen yang dikirimkan untuk sebuah luka tergantung pada tekanan parsial oksigen didalam darah, tingkat perfusi jaringan, dan volume darah total. Kebutuhan oksigen di tempat luka memang cukup tinggi.

Penurunan pasokan oksigen terhadap luka dapat disebabkan oleh :
Gangguan respirasi : penurunan efisiensi pertukaran gas dalam paru-paru , karena penyebab apapun, dapat menyebabkan penurunan tekanan parsial oksigen di dalam darah dan akhirnya terjadi penurunan ketersediaan oksigen untuk jaringan.
Gangguan kardiovaskuler : dapat mengurangi tingkat perfusi jaringan. Hal tersebut secara khusus bermakna pada saat sirkulasi perifer terganggu, seperti pada diabetes dimana terdapat mikroangiopati, artritis rematoid, atau dimana terdapat kerusakan katup pada vena-vena profunda dan vena yang mengalami perforasi sehingga menyebabkan hipertensi vena kronik serta oedema lokal.
Anemia : Apapun penyebabnya, pada anemia terjadi penurunan kapasitas darah yang mengangkut oksigen. Secara khusus, hal tersebut sangat penting apabila dihubungkan dengan hipovolemia akibat perdarahan.
Hemoragi : Untuk mempertahankan tekanan darah dan suplai darah yang adekuat ke jantung, otak, dan organ-organ vital lainnya, maka vasokonstriksi perifer dapat mengiringi perdarahan besar. Tingkat penutupan perifer akan bergantung pada beratnya kehilangan darah. Turunnya suplai darah perifer dapat menyebabkan terlambatnya penyembuhan sampai volume darah dipulihkan kembali.

Malnutrisi
Kebutuhan kalori dan protein pasien hampir pasti menjadi lebih tinggi daripada orang normal ketika terdapat luka yang besar. Asam amino diperlukan untuk sintesis protein struktural seperti kolagen dan untuk melakukan sintesa protein yang berperan di dalam respon imun. Pada stadium awal setelah luka yang besar, berbagai sistem endokrin dan sistem saraf mengadakan reaksi terhadap cedera yang kemudian memicu proses-proses katabolik yang merusak jaringan tubuhnya sendiri untuk menyediakan bahan-bahan yang diperlukan bagi proses perbaikan yang sifatnya segera. Bahkan pada luka terbuka yang kronis, seperti dekubitus, protein dalam jumlah yang signifikan dapat juga hilang dalam eksudat.
Defisiensi protein tidak hanya memperlambat penyembuhan, tetapi juga mengakibatkan luka tersebut sembuh dengan kekuatan regangan yang menyusut. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya dehiscence pada pasien gemuk dengan luka laparotomi atau menyebabkan cepat hancurnya dekubitus yang baru saja sembuh hanya akibat trauma kecil saja.
Konsumsi vitamin dan mineral yang cukup juga diperlukan untuk penyembuhan yang optimal. Vitamin A untuk membantu pembentukan jaringan yang luka. Vitamin B1 untuk mensintesis kolagen. Vitamin B5 untuk mempercepat proses penyembuhan. Vitamin C diperlukan untuk sintesa kolagen. Vitamin E untuk membantu menghilangkan bekas luka.
Zinc mempunyai peranan khusus dalam metabolisme kulit dan jaringan ikat. Khususnya pada pasien pasca operasi, diberikan zinc (ZnSO4) untuk mempercepat penutupan luka akibat proses operasi.
Kemampuan Zinc dalam mempercepat penutupan luka ini disebabkan karena zinc mempunyai peranan yang penting dalam sintesa protein dan proses replikasi sel. Struktur kulit kita terdiri dari jaringan ikat yang tersusun oleh protein. Pada kondisi defisiensi zinc, maka proses sintesa protein dan replikasi dari sel-sel jaringan ikat bawah kulit akan menjadi terhambat. Sehingga proses penutupan luka akan terhambat pula.
Makanan yang tinggi kandungan zinc-nya antara lain adalah; daging, kerang-kerangan, biji-bijian, serealia dan kacang-kacangan. Namun kandungan zinc terbanyak ditemukan pada makanan kacang-kacangan. Kebutuhan zinc perharinya adalah 15 mg untuk dewasa. Dari jumlah tersebut hanya 20-30% saja yang diserap oleh tubuh kita. Kebutuhan tubuh akan zinc akan meningkat pada kondisi tubuh seperti proses pertumbuhan , penyakit ginjal, hemodialisa (cuci darah), kecanduan alkohol serta rematik.

Penurunan daya tahan terhadap infeksi
Penurunan daya tahan terhadap infeksi, seperti pada pasien-pasien dengan gangguan imun, diabetes, atau infeksi kronis, akan memperlambat penyembuhan karena berkurangnya efisiensi sistem imun. Infeksi kronis juga mengakibatkan katabolisme dan habisnya timbunan protein, yang merupakan sumber-sumber endogen infeksi luka yang pernah ada.

Pengaruh fisiologis dari proses penuaan normal
Terdapat perbedaan yang signifikan di dalam struktur dan karakteristik kulit sepanjang rentang kehidupan, yang disertai dengan perubahan fisiologis normal berkaitan dengan usia yang terjadi pada sistem tubuh lainnya, yang dapat mempengaruhi predisposisi terhadap cedera dan efisiensi mekanisme penyembuhan luka. Beberapa dari perbedaan ini dan dampak klinisnya dibahas secara kronologis, dimulai dengan bayi praterm.
Masalah-masalah akibat dari barier kulit yang lemah pada neonatus matur agak jarang terjadi, tetapi bayi-bayi praterm memiliki sistem barier kulit yang jauh kurang efektif dan kulitnya sangat mudah terkena trauma, akibat stratum korneum yang tipis dan buruk perkembangannya, dan karena instabilitas epidermal-dermal. Hal tersebut mempunyai implikasi penting terhadap berbagai aspek asuhan keperawatan bagi bayi-bayi praterm :
Pemilihan dan penggunaan sabun, serta frekuensi mandi.
Penggunaan obat-obat topikal, seperti antiseptik, krim steroid, dan krim pelembut, yang mungkin saja diserap secara berlebihan melalui perkutaneus.
Pencegahan nekrosis akibat tekanan, khususnya pada oksiput.
Pemilihan metode untuk mengamankan peralatan dan perkakas lain. Hal tersebut secara khusus penting supaya tidak memasang peralatan pada bayi praterm dengan plester yang mengandung zat adesif kuat, karena kerusakan epidermal yang besar dapat terjadi saat plester dilepaskan.
Karena sistem imun yang masih lemah, bayi-bayi praterm sangat rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi pangkal umbilikus oleh organisme gram negatif dan infeksi S. Aureus, Candida, dan infeksi yang melibatkan stafilokokus koagulase negatif, yang normalnya hanya merupakan koloni pada kulit.
Kulit pada neonatus aterm jauh lebih sehat dan tidak mudah terkena infeksi, karena stratum korneum dan dermisnya jauh lebih tebal dibandingkan dengan bayi praterm, selain itu sistem imunnya juga jauh lebih berkembang. Meskipun kulit pada hakekatnya adalah steril sewaktu lahir, tetapi kolonisasi terjadi secara cepat dan dalam waktu 6 minggu kulit bayi telah mempunyai flora mikrobial yang dapat disejajarkan dengan kulit orang dewasa. Lapisan dermis bertambah tebal selama 1-3 tahun dan menjadi dua kali lebih tebal selama tahun ke 4-7.
Kulit utuh pada orang dewasa muda yang sehat merupakan suatu barier yang baik terhadap trauma mekanis dan infeksi, begitu juga dengan efisiensi sistem imun, sistem kardiovaskular, dan sistem respirasi, yang memungkinkan penyembuhan luka terjadi lebih cepat. Menginjak usia 30 tahun mulai terjadi perubahan-perubahan signifikan yang berhubungan dengan usia, meliputi penurunan dalam frekuensi penggantian sel epidermis, respon inflamasi terhadap cedera, persepsi sensoris, proteksi mekanis, dan fungsi barier kulit. Sehingga, penyembuhan luka menjadi lebih lambat.

Merokok
Nikotin dalam rokok akan menyebabkan diameter pembuluh darah mengecil sehingga aliran darah yang membawa oksigen ke daerah luka juga akan berkurang. Selain itu, rokok juga akan menghambat pembentukan beberapa sel yang penting dalam penyembuhan luka. Karbon monoksida dalam rokok juga akan berkompetisi dengan oksigen, sehingga jaringan luka kekurangan oksigen. Hal ini dapat menimbulkan kematian dari jaringan. Hidrogen sianida, racun yang menghambat metabolisme antar sel dan kemampuan sel dalam menggunakan oksigen.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Faktor Yang Memperlambat Penyembuhan Luka (1) : Lokal di Tempat Luka

Faktor-faktor lokal yang merugikan di tempat luka yang dapat memperlambat penyembuhan meliputi kurangnya suplai darah, hipoksia, dehidrasi, eksudat yang berlebihan, turunnya temperatur, jaringan nekrotik, krusta yang berlebihan, adanya benda asing, dan trauma yang berulang.

Kurangnya suplai darah dan pengaruh hipoksia
Luka dengan suplai darah yang buruk sembuh dengan lambat. Jika faktor-faktor yang esensial untuk penyembuhan seperti oksigen, asam amino, vitamin dan mineral sangat lambat mencapai luka karena lemahnya vaskulerisasi, maka penyembuhan luka tersebut akan terhambat, meskipun pada pasien-pasien yang nutrisinya baik.
Beberapa area tubuh, seperti wajah, mempunyai suplai darah yang baik, yang sangat sulit untuk terganggu, sementara daerah-daerah yang lain, seperti kulit diatas tibia, merupakan daerah yang buruk suplai darahnya, sehingga trauma yang minimal sekalipun, dapat menyebabkan ulkus tungkai yang sulit ditangani pada beberapa pasien.
Tepian luka yang sedang tumbuh merupakan suatu daerah yang aktivitas metaboliknya sangat tinggi. Dalam hal ini, hipoksia menghalangi mitosis dalam sel-sel epitel dan fibroblas yang bermigrasi, sintesa kolagen, dan kemampuan makrofag untuk menghancurkan bakteri yang tercerna. Untuk mengatasinya, diupayakan tekanan parsial oksigen pada tempat luka rendah, sehingga makrofag memproduksi suatu faktor yang dapat merangsang angiogenesis. Dengan merangsang pertumbuhan kapiler-kapiler darah yang baru, maka masalah hipoksia dapat diatasi.

Dehidrasi
Jika luka terbuka dibiarkan terkena udara, maka lapisan permukaannya akan mengering. Sel-sel epitel pada tepi luka bergerak ke bawah, di bawah lapisan tersebut, sampai sel-sel tersebut mencapai kondisi lembab yang memungkinkan mitosis dan migrasi sel-sel untuk menembus permukaan yang rusak. Waktu yang panjang akibat membiarkan luka itu mengering mengakibatkan lebih banyak jaringan yang hilang dan menimbulkan jaringan parut, yang akhirnya dapat menghambat penyembuhan. Jika sebuah luka dipertahankan tetap lembab di bawah pembalut semipermeabel atau pembalut oklusif, maka penyembuhan dapat terjadi jauh lebih cepat.

Eksudat berlebihan
Terdapat suatu keseimbangan antara kebutuhan akan lingkungan luka yang lembab dan kebutuhan untuk mengeluarkan eksudat berlebihan yang dapat mengakibatkan terlepasnya jaringan. Eksotoksin dan sel-sel debris yang berada di dalam eksudat dapat memperlambat penyembuhan dengan cara memperpanjang respon inflamasi.

Turunnya temperatur
Aktivitas fagositik dan mitosis mudah terpengaruh oleh penurunan temperatur pada tempat luka. Kira-kira di bawah 280 C, aktivitas leukosit dapat turun sampai nol. Apabila luka basah dibiarkan terbuka lama pada saat mengganti balutan, atau saat menunggu pemeriksaan dokter, maka temperatur permukaan dapat menurun sampai paling rendah 120 C. Pemulihan jaringan ke suhu tubuh dan aktivitas mitosis sempurna, dapat memakan waktu sampai 3 jam.

Jaringan nekrotik, krusta yang berlebihan, dan benda asing
Adanya jaringan nekrotik dan krusta yang berlebihan di tempat luka dapat memperlambat penyembuhan dan meningkatkan resiko terjadinya infeksi klinis. Demikian juga, adanya segala bentuk benda asing termasuk bahan-bahan jahitan dan drain luka. Oleh karena itulah maka sangat penting untuk mengeluarkan kontaminan organik maupun anorganik secepat mungkin tetapi dengan trauma yang minimal terhadap jaringan yang utuh.

Hematoma
Dimana sebuah luka telah ditutup secara bedah, baik dengan jahitan primer, graft kulit ataupun dengan pemindahan flap jaringan, penyebab penting dari terlambatnya penyembuhan adalah terjadinya hematoma. Hematoma dapat menyebabkan komplikasi melalui beberapa cara :
Hematoma menyediakan media pembiakan yang sangat baik bagi mikroorganisme, yang mungkin dalam keadaan lain hanyalah organisme komensal, sehingga dapat meningkatkan resiko infeksi dan kerusakan luka.
Hematoma meningkatkan regangan pada luka.
Hematoma bertindak seperti sebuah benda asing, yang dapat menyebabkan fibrosis jaringan parut yang berlebihan.

Trauma berulang
Pada sebuah luka terbuka, trauma mekanis dengan mudah merusak jaringan granulasi yang penuh dengan pembuluh darah dan mudah pecah, epitelium yang baru saja terbentuk dan dapat menyebabkan luka sehingga kembali ke keadaan fase respon inflamasi akut.
Trauma berulang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Penderita dekubitus yang berbaring dengan bagian yang sakit mendapat tekanan dan gesekan dari tempat tidurnya, menyebabkan kerusakan lapisan kulit yang tak dapat dihindarkan sehingga dapat merusak penyembuhan jaringan yang masih sangat lunak, sehingga luka dekubitus justru akan bertambah besar. Trauma juga dapat disebabkan oleh pelepasan balutan yang kurang hati-hati. Bahkan pada saat dilakukan perawatan yang baik sekalipun, beberapa trauma terhadap luka masih sangat mungkin terjadi jika menggunakan kasa yang ditempelkan langsung pada permukaan luka, sehingga lengkung kapiler darah tumbuh melalui rajutan serat kapas dan dapat terobek pada saat balutan itu dilepaskan. Banyak balutan yang seharusnya hanya memiliki daya rendah, dapat merekat erat pada luka jika dibiarkan terpasang terlalu lama, terutama jika terjadi pengeluaran eksudat dan luka itu mengering. Perdarahan luka saat pelepasan balutan adalah tanda trauma yang jelas.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Proses Penyembuhan Luka

Fase Inflamatori
Fase ini terjadi segera setelah luka dan durasinya 0-3 hari. Terjadi hemostasis (penghentian perdarahan) akibat vasokonstriksi sementara dari pembuluh darah besar di daerah luka, retraksi pembuluh darah, endapan fibrin (menghubungkan jaringan) dan pembentukan bekuan darah di daerah luka. Bekuan darah dibentuk oleh platelet yang menyiapkan matrik fibrin yang menjadi kerangka bagi pengambilan sel. Scab (keropeng) juga dibentuk di permukaan luka. Bekuan dan jaringan mati, scab membantu hemostasis dan mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Dibawah scab epithelial sel berpindah dari luka ke tepi. Epitelial sel membantu sebagai barier antara tubuh dengan lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme.
Fase inflamatori juga memerlukan pembuluh darah dan respon seluler yang digunakan untuk mengangkat benda-benda asing dan jaringan mati. Jaringan yang rusak dan sel mast melepaskan histamin dan mediator lain, sehingga menyebabkan vasodilatasi dari pembuluh darah sekeliling yang masih utuh serta meningkatnya suplai darah ke daerah tersebut, sehingga daerah luka menjadi merah dan hangat. Permeabilitas kapiler-kapiler darah meningkat dan cairan yang kaya akan protein mengalir ke dalam spasium interstitial, menyebabkan edema lokal dan mungkin hilangnya fungsi di atas sendi tersebut.
Leukosit polimorfonuklear (polimorf) dan makrofag mengadakan migrasi keluar dari kapiler dan masuk ke daerah yang cedera.
Fase ini adalah bagian yang esensial dari proses penyembuhan luka. Maka, jika fase ini diperpanjang oleh adanya jaringan yang mengalami devitalisasi terus menerus, adanya benda asing, pengelupasan jaringan yang luas, trauma kambuhan, atau oleh obat topikal untuk luka yang tidak tepat, penyembuhan diperlambat dan kekuatan regangan luka menjadi tetap rendah. Sejumlah besar sel tertarik ke daerah yang rusak untuk bersaing mendapatkan gizi yang tersedia, inflamasi yang terlalu banyak dapat menyebabkan granulasi yang berlebihan pada fase III dan dapat menyebabkan jaringan parut hipertrofik. Ketidaknyamanan karena edema dan denyutan pada tempat luka juga menjadi berkepanjangan.

Fase Destruktif
Pada fase ini terjadi pembersihan terhadap jaringan mati dan bakteri oleh polimorf dan makrofag. Polimorf menelan dan menghancurkan bakteri. Tingkat aktivitas polimorf yang tinggi hidupnya singkat saja dan penyembuhan dapat berjalan terus tanpa keberadaan sel tersebut. Meski demikian, penyembuhan berhenti bila makrofag mengalami deaktivasi. Makrofag tidak hanya mampu menghancurkan bakteri dan sel debris serta fibrin yang berlebihan, tapi juga mampu merangsang pembentukan fibroblas yang melakukan sintesa struktur protein kolagen dan mengeluarkan faktor angiogenesis (AGF) yang merangsang pembentukan ujung epitel di akhir pembuluh darah. Makrofag dan AGF bersama-sama mempercepat proses penyembuhan. Fase ini durasinya 1-6 hari.
Polimorf dan makrofag mudah dipengaruhi oleh turunnya suhu pada tempat luka, sebagaimana yang dapat terjadi bilamana sebuah luka yang basah dibiarkan tetap terbuka, pada saat aktivitas mereka dapat turun sampai nol. Aktivitas mereka dapat juga dihambat oleh agen kimia, hipoksia, dan juga perluasan limbah metabolik yang disebabkan karena buruknya perfusi jaringan.

Fase Proliferatif
Fase kedua ini berdurasi 3-24 hari. Fibroblast memproduksi serabut-serabut kolagen dan substansi dasar yang disebut proteoglikan serta pembuluh darah baru mulai menginfiltrasi luka. Kolagen adalah substansi protein yang menambah tegangan permukaan dari luka dengan cepat. Jumlah kolagen yang meningkat menambah kekuatan permukaan luka sehingga kecil kemungkinan luka terbuka. Selama waktu itu sebuah lapisan penyembuhan nampak dibawah garis irisan luka.
Kapiler-kapiler dibentuk oleh tunas endotelial, suatu proses yang disebut angiogenesis. Bekuan fibrin yang dihasilkan pada fase I dikeluarkan begitu kapiler baru menyediakan enzim yang diperlukan. Tanda-tanda inflamasi mulai berkurang. Kapilarisasi tumbuh melintasi luka, meningkatkan aliran darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi penyembuhan. Fibroblast berpindah dari pembuluh darah ke luka membawa fibrin. Seiring perkembangan kapilarisasi jaringan perlahan berwarna merah. Jaringan ini disebut granulasi jaringan yang lunak dan mudah pecah.
Kapiler baru jumlahnya sangat banyak dan rapuh serta mudah sekali rusak karena penanganan yang kasar, misalnya menarik balutan yang melekat. Vitamin C penting untuk sintesis kolagen. Tanpa vitamin C, sintesis kolagen berhenti, kapiler darah baru rusak dan mengalami perdarahan, serta penyembuhan luka terhenti. Faktor sistemik lain yang dapat memperlambat penyembuhan pada fase ini termasuk defisiensi besi, hipoproteinemia, serta hipoksia. Fase proliferatif terus berlangsung secara lebih lambat seiring dengan bertambahnya usia.

Fase Maturasi
Pada fase ini terjadi epitelialisasi, kontraksi dan reorganisasi jaringan ikat. Dalam setiap cedera yang mengakibatkan hilangnya kulit, sel epitel pada pinggir luka dan dari sisa-sisa folikel rambut, serta glandula sebasea dan glandula sudorifera, membelah dan mulai bermigrasi di atas jaringan granulasi baru. Karena jaringan tersebut hanya dapat bergerak di atas jaringan yang hidup, maka mereka lewat di bawah scab (keropeng). Apabila jaringan tersebut bertemu dengan sel-sel epitel lain yang juga mengalami migrasi, maka mitosis berhenti, akibat inhibisi kontak. Kontraksi luka disebabkan oleh miofibroblas kontraktil yang membantu menyatukan tepi-tepi luka. Terdapat suatu penurunan progresif dalam vaskularitas jaringan parut, yang berubah dalam penampilannya dari merah kehitaman menjadi putih. Serabut-serabut kolagen mengadakan reorganisasi dan kekuatan regangan luka meningkat. Fase ini berdurasi 24-365 hari.
Pada fase ini luka masih sangat rentan terhadap trauma mekanis (hanya 50% kekuatan regangan normal dari kulit diperoleh kembali dalam tiga bulan pertama). Epitelialisasi terjadi sampai tiga kali lebih cepat di lingkungan yang lembab (di bawah balutan oklusif atau balutan semipermeabel) daripada di lingkungan yang kering. Kontraksi luka biasanya merupakan suatu fenomena yang sangat membantu, yakni menurunkan daerah permukaan luka dan meninggalkan jaringan parut yang relatif kecil, tetapi kontraksi berlanjut dengan buruk pada daerah tertentu, seperti di atas tibia, dan dapat menyebabkan distorsi penampilan pada cedera wajah. Kadang, jaringan fibrosa pada dermis menjadi sangat hipertrofi, kemerahan dan menonjol, yang pada kasus ekstrim menyebabkan jaringan parut keloid yang tidak sedap di pandang.

Baca Selengkapnya......
0 comments

Luka dan Jenis-Jenis Luka

Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor,1997). Luka adalah kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier,1995).
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul seperti hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, dan kematian sel.


Berdasarkan bentuknya
Luka terbuka : terputusnya kontinuitas kulit dan/atau jaringan subkutis di bawahnya.
Luka tertutup : terputusnya kontinuitas jaringan di bawah kulit saja, kulit tetap utuh.

Berdasarkan tingkat kontaminasi
Clean wounds (luka bersih)
yaitu luka bedah tak terinfeksi yang terjadi 0 jam, yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
Clean-contamined wounds (luka bersih terkontaminasi)
yaitu luka pembedahan dimana saluran pernafasan, pencernaan, genital atau urinari dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.Luka ini terjadi antara 0-8 jam.
Contamined wounds (luka terkontaminasi)
termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%. Luka ini terjadi antara 0-8 jam.
Dirty or infected wounds (luka kotor atau terinfeksi)
yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka. Luka ini telah terjadi lebih dari 8 jam.

Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka
Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema)
yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Stadium II : Luka Partial Thickness
yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
Stadium III : Luka Full Thickness
yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
Stadium IV : Luka Full Thickness yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.

Berdasarkan berat ringannya luka
Luka ringan : kecil, dangkal, perdarahan sedikit
Luka berat : luka lebar dan perdarahan banyak
Luka parah : perdarahan banyak di beberapa tempat

Berdasarkan waktu penyembuhan luka

Luka akut; yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
Luka kronis; yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.

Saya menggunakan referensi sebagai berikut : Manajemen Luka (Moya J. Morison, 2003), Buku Panduan First Aid TBMM “PANACEA”FK UGM Edisi 2008, Luka dan Perawatannya (Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes).
Ada lagi satu jenis luka, yaitu luka cinta. Hehehe, just kidding friends…=)

Baca Selengkapnya......
0 comments

Tahapan Stress

Jenna-ku. Sekarang wajahnya kuyu dan tubuhnya tak sepadat dulu. Dari malam ke malam kuperhatikan tidurnya semakin sedikit. Sementara aku tengah lelap, ia meracuni diri sendiri dengan menonton belasan DVD peninggalan Chicco dan menghirup kopi yang dibencinya. Seringkali ia hanya terduduk diam meletakkan kepalanya diantara kedua lututnya dan seakan tak ada tanda-tanda akan bergerak lagi. Keletihan jiwanya makin kuat menguar.
Malam ini kutemukan ia tergeletak di depan televisi. Aku sentuh pundaknya dan menaikkannya ke atas sofa. Perlahan Jenna mendongakkan kepalanya. Panas sekali saat kusentuh dahinya. Ia menatapku dengan pandangan yang membuatku ingin menarik Chicco kembali ke dunia saat ini juga. "Le, aku sangat merindukan Chicco..."
Dan untuk pertama kalinya setelah dua minggu kematian Chicco, Jenna meneteskan air mata...


Yap...sekarang kita membahas mengenai tahapan stress. Stress biasanya timbul secara perlahan, dan seringkali kita tidak menyadarinya. Meskipun demikian, para ahli jiwa telah membagi stress menjadi tahapan-tahapan berikut gejala-gejalanya, sehingga kita bisa mengenali sampai di tingkat manakah stress kita, dan bisa melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya. Di bawah ini adalah tahapan-tahapan stress menurut Robert J. Van Amberg.

Stress tingkat 1
Tahapan ini adalah tahapan stress yang paling ringan, dan biasanya timbul perasaan-perasaan seperti ini :
a. Semangat besar
b. Penglihatan tajam tidak seperti biasanya
c. Energi berlebihan, kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan lebih daripada biasanya
Tahapan ini biasanya menyenangkan dan orang selalu bertambah semangatnya tanpa disadari bahwa sebenarnya cadangan energinya sedang menipis.

Stress tingkat 2
Dampak stress yang menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan disebabkan cadangan energi tidak lagi cukup untuk sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang timbul antara lain :
a. Merasa letih sewaktu bangun pagi, sesudah makan siang dan menjelang sore hari
b. Terkadang timbul gangguan pada sistem pencernaan
c. Kadang jantung berdebar-debar
d. Rasa tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk
e. Perasaan tidak bisa santai

Stress tingkat 3
Keletihan semakin nampak disertai gejala-gejala :
a. Gangguan pada sistem pencernaan makin terasa (sakit perut, mulas, sering ingin ke belakang)
b. Otot-otot terasa lebih tegang
c. Perasaan tegang yang makin meningkat
d. Gangguan tidur (sulit tidur, sering bangun malam dan sulit untuk tidur lagi, atau bangun terlalu pagi)
e. Badan terasa lemas seperti mau pingsan, tapi tidak sampai pingsan

Stress tingkat 4
Pada tahap ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :
a. Untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sulit
b. Kehilangan minat terhadap kegiatan-kegiatan yang tadinya terasa menyenangkan
c. Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial, dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya
d. Tidur makin sulit, mimpi-mimpi menegangkan, dan seringkali terbangun dini hari
e. Perasaan negativistik
f. Kemapuan berkonsentrasi menurun tajam
g. Perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan

Stress tingkat 5
a. Keletihan yang mendalam (baik fisik maupun psikologis)
b. Untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu
c. Gangguan sistem pencernaan (sakit maag misalnya) terasa lebih sering, sulit buang air besar atau malah sebaliknya
d. Perasaan takut yang makin menjadi, mirip panik

Stress tingkat 6
Tahapan ini merupakan tahapan puncak yang merupakan keadaan gawat darurat. Terkadang penderita sampai dibawa ke ICCU. Gejala-gejala pada tahapan ini cukup mengerikan.
a. Debar jantung terasa amat keras, disebabkan oleh kadar zat adrenalin yang dikeluarkan karena stress tersebut cukup tinggi dalam peredaran darah
b. Napas sesak, megap-megap
c. Badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran
d. Tidak kuasa mengeluarkan tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun, pingsan atau collaps.

bersambung ke tulisan berikutnya Manajemen Stress...tetep semangat ya bacanya^^

Referensi : Keperawatan Jiwa (Iyus Yosep, 2007)

Baca Selengkapnya......
1 comments

Gangguan Jiwa Dimulai Sejak Dalam Kandungan

Umumnya, bila membicarakan masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai dari sejak pertama kali seseorang terpapar stressor yang berat sampai timbul gejala-gejala. Misalnya ditemukan ada orang yang depresi kemudian merasa ada suara-suara yang seperti menyuruhnya menceburkan diri ke sumur, ternyata setelah dirunut sebelumnya ia habis mengalami konflik rumah tangga yang rumit. Tapi jarang sekali merunut sampai sejauh sebelum orang itu dilahirkan.

Padahal, berbagai penelitian terbaru menunjukkan adanya keterkaitan antara masa dalam kandungan dengan kesehatan mental dan fisik seseorang di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian berikut membuktikan bahwa kesehatan jiwa seseorang telah dimulai sejak ia dalam kandungan.


Van De Carr (1979) menemukan bahwa seorang pemusik yang hebat terlahir dari seorang ayah yang menggeluti musik, pola-polanya sudah dipelajari sejak dalam kandungan pada saat bayi belum lahir, sehingga ia sudah terbiasa terpapar oleh suara komposisi lagu yang teratur.
Marc Lehrer, seorang ahli dari University of California menemukan bahwa 3000 bayi yang diteliti serta diberikan stimulasi dini berupa suara, musik, cahaya, getaran, dan sentuhan, ternyata setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental, dan emosi yang lebih baik. Kemudian Craig Ramey, meneliti bahwa stimulasi dini, bonding and attachment pada bayi baru lahir dapat meningkatkan IQ bayi antara 15-30%. Penelitian ini didukung oleh Beatriz Manrique (Presiden The Venezuela Ministry for The Development of Intelligence) dimana ketika ia meneliti 600 bayi, ternyata bayi yang mendapat stimulasi sejak dalam kandungan memiliki kemampuan adaptasi, attachment dan bahasa yang lebih baik.

Demikian juga kaitan antara masa kehamilan dengan gangguan jiwa. Selama ini di masyarakat telah terbentuk stigma yang salah terhadap gangguan jiwa, antara lain gangguan jiwa tidak dapat disembuhkan, bila pun dapat individu tidak diterima lagi di keluarga dan masyarakatnya, mengidap gangguan jiwa dianggap sebagai aib, dan banyak penderita gangguan jiwa menolak mengakui bahwa mereka memang mengidap gangguan jiwa, sehingga penderita lambat dibawa ke klinik pengobatan. Anggapan tersebut keliru, karena dengan pengobatan yang baik banyak penderita dapat kembali ke masyarakat dan dapat melakukan peran secara optimal.

Timbul pertanyaan, apakah gangguan jiwa bisa dideteksi sedini mungkin dan dicegah perkembangannya?

Ambillah contoh, schizofrenia. Pada tahun 1988, Mednick dkk dalam penelitian epidemiologi melaporkan penemuan yang menarik, yaitu hubungan antara schizofrenia dengan infeksi virus dalam kandungan. Laporannya didasarkan atas epidemi virus influenza pada tahun 1957 di kota Helsinki. Epidemi ini sangat menarik mengingat, pertama, terjadinya dalam kurun waktu yang pendek, hanya 5 minggu. Kedua, epidemi ini sangat menyebar. Hampir dua pertiga penduduk kota ini terinfeksi dalam berbagai tingkatan. Kondisi ini memungkinkan dilakukannya evaluasi jangka panjang.

Mednick membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi sedang berada pada trimester kedua kehamilan memiliki risiko lebih tinggi menderita schizofrenia di kemudian hari.

Pada penderita schizofrenia terjadi kelainan perkembangan neurokognitif sejak dalam kandungan. Beberapa kelainan neurokognitif itu antara lain sulit memusatkan perhatian, kemampuan untuk membedakan rangsang suara yang berurutan menurun, fungsi eksekusi dan kerja memori terganggu. Dipercaya kelainan neurokognitif di atas didapat sejak dalam kandungan, dan dalam fase kehidupan selanjutnya diperberat oleh stressor yang berat, infeksi otak, trauma otak, atau terpengaruh zat-zat yang bisa merusak fungsi otak seperti narkoba. Kelainan neurokognitif yang telah berkembang ini menjadi dasar dari gejala-gejala schizofrenia seperti halusinasi, kekacauan proses pikir, waham, perilaku yang aneh, dan gangguan emosi.

Referensi : Keperawatan Jiwa (Iyus Yosep, 2007)

Baca Selengkapnya......
0 comments

Dewasa Itu Pasti! Tergantung Pilihannya…

Secara alamiah, setiap orang yang dilahirkan sudah membawa empat buah dorongan yang dapat menjadi motivasi dalam setiap momen kehidupannya. Dorongan-dorongan tersebut antara lain dorongan untuk belajar (to learn), bertahan (to defend), mendapatkan sesuatu (to acquire), dan terikat dengan orang lain (to bond). Dorongan-dorongan ini tersimpan dalam suatu bagian otak yang disebut lobus prefrontalis dan sistem limbik.

Berkat dorongan-dorongan tersebut, seiring dengan bertambahnya usia, kita memiliki banyak sekali keterampilan yang dapat dipakai untuk mengarahkan hidup kita. Dorongan untuk belajar misalnya, membuat kita memiliki potensi keterampilan untuk mengeksplorasi alam semesta baik melalui ilmu pengetahuan maupun seni. Dorongan untuk bertahan membuat kita memiliki mekanisme pertahanan diri terhadap ancaman yang nyata maupun tidak nyata. Dorongan untuk terikat dengan orang lain yang membuat kita memiliki teman-teman sekelompok yang dianggap ‘nyambung’, dan dorongan ini juga yang membuat kita tertarik pada lawan jenis dan memutuskan untuk berkomitmen.


Dalam menghadapi suatu peristiwa, seringkali dorongan-dorongan ini muncul bersamaan dan tidak bisa dipisahkan. Misalnya ketika kita memutuskan untuk menjalin sebuah komitmen dengan pasangan, disini yang terlibat adalah dorongan untuk terikat dengan orang lain. Secara otomatis, kita mempelajari sifat-sifatnya, pola perilakunya, apa yang membuat ia senang dan sedih, maka saat itu dorongan untuk belajar-lah yang berbicara. Kemudian kita mulai jatuh sayang padanya, kita pun ingin disayangi dan diperhatikan sebagai balasannya, inilah dorongan untuk mendapatkan sesuatu. Kemudian, ketika ada suatu masalah pelik yang harus diatasi bersama, ada dorongan untuk bertahan, yang membuat kita berusaha mencari penyelesaiannya.

Semakin seseorang bertambah usianya, semakin banyak hal yang dipelajarinya melalui empat dorongan tersebut, dan semakin banyak pula informasi mengenai cara-cara penyelesaian masalah yang tersimpan dalam lobus prefrontalisnya. Sambungan-sambungan saraf di bagian tersebut makin banyak dan kompleks. Fungsi dari lobus prefrontalis pun semakin berkembang, yang meliputi kepribadian, konsep diri, social judgement, dan kearifan. Demikian pula jika sistem limbik makin berkembang, orang tersebut akan lebih mudah mengelola emosi, tidak cepat marah, tidak terlalu senang bila memperoleh rezeki, tidak cepat down bila terkena masalah. Bisa dikatakan, jika lobus prefrontalis dan sistem limbik berkembang dengan baik, orang tersebut akan menjadi semakin bijak dan arif dibanding waktu-waktu sebelumnya. Ia tidak lagi hanya menggunakan jalan pikiran rasional seperti kebanyakan orang, tapi juga memahami banyak hal dengan rasa dan kearifan. Inilah yang dinamakan orang tersebut sudah ‘dewasa’.

Dewasa, adalah saat kita berhasil memahami apa yang sebelumnya tidak kita mengerti.

Jadi sebenarnya, secara kodrati, kita ditakdirkan untuk menjadi dewasa. Tinggal kita yang memilih, mau jadi dewasa apa enggak.

Terinspirasi dari Brain Management for Self Improvement (Taufiq Pasiak, 2007)

Baca Selengkapnya......
0 comments

Dewasa Itu Berhasil!

Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, bagian dari otak yang disebut lobus prefrontalis ikut berkembang. Bagian otak inilah yang bertanggung jawab atas penilaian, pertimbangan dan pematangan kepribadian seseorang. Sebagai bukti, kita bisa membandingkan kepribadian kita antara pas masih kecil dengan usia sekarang (kalau yang udah melewati fase remaja lhoo...ya paling nggak yang usianya sudah sembilan belas tahun-an sekarang). Dulu pas kita masih kecil, kita masih banyak egoisnya, sok mau menang sendiri, suka cari-cari perhatian, kalau bertindak suka nggak mikir. Dan tentunya kita memandang dunia ini dari sudut pandang yang paling sederhana, sehingga, kita suka heran kenapa orang dewasa dalam menyelesaikan masalah kok suka ribet dan banyak pertimbangannya.


Bandingkanlah dengan sekarang, dimana setiap akan bertindak atau berucap kita pasti mikir gimana efeknya ke diri sendiri dan orang lain, udah suka ngalah, lebih memikirkan orang lain, dan dalam menyelesaikan suatu masalah pasti mempertimbangkan banyak aspek.

Tidak usah takut kita sedang memasuki 'dunia orang dewasa' yang dulu kita anggap ribet, tidak usah merasa kesal kenapa pada akhirnya kita menjadi salah satu 'orang dewasa ribet' yang dulu kita berpikir 'aku tidak mau seperti itu'.
Itu alamiah kok, tenang saja, dan terimalah dengan tenang. Menjadi dewasa bukan lagi pilihan, melainkan suatu hal yang pasti. Uups...tapi sekali lagi, kita tetap harus belajar untuk mencapai tahap itu.

Saya mungkin baru saja bergabung dengan kumpulan orang-orang dewasa lainnya, dan baru sedikit pelajaran yang saya dapatkan. Tapi sedikit banyak saya mulai mengerti.

Bahwa mungkin dewasa itu adalah seperti ini, correct me if I'm wrong...
Dewasa adalah berhasil memiliki konsep diri yang baik dan utuh.
Dewasa adalah berhasil mandiri dan bisa mengambil keputusan sendiri.
Dewasa adalah berhasil memahami hal-hal yang sebelumnya tidak bisa dimengerti.
Dewasa adalah berhasil menyelesaikan masalah dengan solusi yang memuaskan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Dewasa adalah berhasil memaafkan atas segala hal buruk yang terjadi, karena lebih mudah memaafkan daripada membenci, dan bahwa memaafkan membuat hati ini lebih tenang.
Dewasa adalah berhasil bersyukur bahwa setiap musibah dihadiahkan-Nya agar kita selalu belajar untuk lebih kuat daripada sebelumnya.
Dewasa adalah berhasil menanamkan pada diri sendiri, bahwa kita semua memiliki ketegaran dalam menghadapi penderitaan, lebih daripada yang kita bayangkan.

Menjadi dewasa tidak lantas menjadi sok tau dan sok pintar, bahkan saya sadar bahwa apa yang saya dapatkan tidak setitikpun dari apa yang akan saya dapat di masa depan nantinya. Semoga saya, dan Anda semua, diberi kesempatan untuk menjadi makin dewasa tiap harinya...^^

Baca Selengkapnya......
0 comments

Wajib Dibaca Calon Orang Tua

Siap menjadi orang tua berarti siap mengemban tanggung jawab besar dalam membina rumah tangga, membesarkan dan mendidik anak. Sebagian pasangan yang mau menikah mengikuti bimbingan pranikah, itu sebenarnya sudah bagus banget. Tapi, dengar-dengar (orang saya juga belum pernah...) materi dalam bimbingan pranikah itu baru sebatas pada seks, komunikasi, dan pengelolaan materi aja. Jadi masih berorientasi ke kelanggengan dua pasangan itu. Padahal pendidikan tentang pola asuh yang benar juga penting lho, karena pola asuh yang salah akan menyebabkan gangguan kepribadian pada anak.

Lima tahun pertama adalah masa pembentukan kepribadian si anak. Jika pada lima tahun ini anak mendapatkan pola asuh yang benar, maka ia akan jadi individu yang sehat mental selama hidupnya. Tapi jika enggak, ya akan timbul gangguan pada kepribadiannya.

Di bawah ini adalah contoh pola asuh yang kurang bijaksana dan dampaknya ke anak...

Melindungi anak secara berlebihan karena memanjakannya
Anak menjadi individu yang hanya memikirkan diri sendiri, hanya bisa menuntut, lekas berkecil hati, tidak tahan terhadap kekecewaan, ingin menarik perhatian, kurang bertanggung jawab, cenderung menolak peraturan dan minta dikecualikan.

Melindungi anak secara berlebihan karena sikap "berkuasa"
Anak menjadi kurang berani dalam pekerjaan, cenderung lekas menyerah, bersikap pasif dan bergantung pada orang lain, inginnya menjadi "anak emas" dan menerima saja segala perintah.

Penolakan
Anak akan merasa diasingkan, bersikap melawan orang tua dan mencari bantuan kepada orang lain, tidak mampu memberi dan menerima kasih sayang.

Menentukan norma-norma etika dan moral yang terlalu tinggi
Anak akan menilai dirinya dan hal lain juga dengan norma yang terlalu keras dan tinggi, seringnya kaku dan keras dalam pergaulan, cenderung perfeksionis dengan cara yang berlebihan, lekas merasa bersalah, berdosa, dan tidak berani.

Disiplin yang terlalu keras
Anak akan menuntut dan menilai dirinya sendiri terlalu keras. Agar dapat meneruskan dan menyelesaikan suatu usaha dengan baik, selalu membutuhkan sikap menghargai yang tinggi dari lingkungan.

Nilai dan norma yang bertentangan antara dua orang tua
Sikap anak terhadap nilai dan norma pun tak teratur, kurang konsisten dalam menghadapi berbagai persoalan.

Meskipun interaksi antara orang tua dan anak bukan faktor utama yang menetukan kepribadian si anak, tapi bisa dibilang keluarga adalah "sekolah pertama" si anak, maka sekarang tergantung orang tuanya, mau enggak jadi "guru pertama dan utama" bagi anak itu...

Baca Selengkapnya......