Luka dan Jenis-Jenis Luka

Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor,1997). Luka adalah kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier,1995).
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul seperti hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, dan kematian sel.


Berdasarkan bentuknya
Luka terbuka : terputusnya kontinuitas kulit dan/atau jaringan subkutis di bawahnya.
Luka tertutup : terputusnya kontinuitas jaringan di bawah kulit saja, kulit tetap utuh.

Berdasarkan tingkat kontaminasi
Clean wounds (luka bersih)
yaitu luka bedah tak terinfeksi yang terjadi 0 jam, yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
Clean-contamined wounds (luka bersih terkontaminasi)
yaitu luka pembedahan dimana saluran pernafasan, pencernaan, genital atau urinari dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.Luka ini terjadi antara 0-8 jam.
Contamined wounds (luka terkontaminasi)
termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%. Luka ini terjadi antara 0-8 jam.
Dirty or infected wounds (luka kotor atau terinfeksi)
yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka. Luka ini telah terjadi lebih dari 8 jam.

Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka
Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema)
yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Stadium II : Luka Partial Thickness
yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
Stadium III : Luka Full Thickness
yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
Stadium IV : Luka Full Thickness yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.

Berdasarkan berat ringannya luka
Luka ringan : kecil, dangkal, perdarahan sedikit
Luka berat : luka lebar dan perdarahan banyak
Luka parah : perdarahan banyak di beberapa tempat

Berdasarkan waktu penyembuhan luka

Luka akut; yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
Luka kronis; yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.

Saya menggunakan referensi sebagai berikut : Manajemen Luka (Moya J. Morison, 2003), Buku Panduan First Aid TBMM “PANACEA”FK UGM Edisi 2008, Luka dan Perawatannya (Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes).
Ada lagi satu jenis luka, yaitu luka cinta. Hehehe, just kidding friends…=)

0 comments:

Post a Comment